REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan memberikan imbauan kepada masyarakat yang baru kembali dari perjalanan di wilayah yang terjangkit monkeypox atau cacar monyet untuk segera memeriksakan diri apabila mengalami gejala. Pemeriksaan diri terutama ketika ada gejala cacar monyet.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Anung Sugihantono gejala seperti demam tinggi mendadak, serta pembesaran kelenjar getah bening dan ruam kulit dalam waktu kurang dari tiga minggu setelah kepulangan. "Masyarakat yang habis bepergian juga diminta untuk menginformasikan kepada petugas kesehatan tentang riwayat perjalanannya," dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin (13/5).
Masyarakat juga diimbau untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, seperti cuci tangan dengan sabun, menghindari kontak langsung dengan tikus atau primata dan membatasi pajanan (exposure) langsung dengan darah atau daging yang tidak dimasak dengan baik. Selain itu, menghindari kontak fisik dengan orang yang terinfeksi atau material yang terkontaminasi, dan menghindari kontak dengan hewan liar atau mengkonsumsi daging yg diburu dari hewan liar (bush meat).
Kasus penyakit monkeypox dikonfirmasi terjadi di Singapura setelah seseorang kembali dari perjalanan ke Afrika. Monkeypox adalah penyakit akibat virus yang ditularkan melalui binatang (zoonosis).
Penularan dapat terjadi melalui kontak dengan darah, cairan tubuh, atau lesi pada kulit atau mukosa dari binatang yang tertular virus. Penularan pada manusia terjadi karena kontak dengan monyet, tikus Gambia dan tupai, atau mengonsumsi daging binatang yang sudah terkontaminasi.
Inang utama dari virus ini adalah rodent (tikus). Penularan dari manusia ke manusia sangat jarang. Wilayah terjangkit monkeypox secara global yaitu Afrika Tengah dan Barat seperti Republik Demokratik Kongo, Republik Kongo, Kamerun, Republik Afrika Tengah, Nigeria, Ivory Coast, Liberia, Sierra Leone, Gabon and Sudan Selatan.
Sampai saat ini belum ditemukan kasus monkeypox di Indonesia.