Senin 13 May 2019 20:22 WIB

Pemerintah Tegaskan Stok Pangan Aman untuk Lebaran

Stok 12 komoditas pangan tersedia untuk bulan puasa dan Lebaran.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Nur Aini
Pekerja mengangkut stok beras BULOG untuk didistribusikan ke pasar-pasar di Gudang Sub-Divre BULOG Serang, di Serang, Banten, Jumat (10/5/2019).
Foto: Antara/Asep Fathulrahman
Pekerja mengangkut stok beras BULOG untuk didistribusikan ke pasar-pasar di Gudang Sub-Divre BULOG Serang, di Serang, Banten, Jumat (10/5/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan pasokan pangan pokok selama Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) terutama bulan Ramadhan dan Iedul Fitri 1440 H mencukupi. Kepastian tersebut diungkapkan oleh Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementan Agung Hendriadi. 

Dia memastikan, 12 komoditas bahan pokok yang dipastikan tersedia seperti beras, jagung, kedelai minyak goreng, gula pasir, bawang merah, bawang putih, cabai besar, cabai rawit, daging sapi dan kerbau, daging ayam ras, dan telur ayam. 

Baca Juga

"Kita sudah cek, kondisi ketersediaan pangan pokok kita aman, baik untuk bulan puasa dan hari raya Idul Fitri," kata Agung dalam acara bertajuk Pengendalian Harga Pangan di Gedung Serbaguna Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jakarta, Senin (13/05). 

Dia menjelaskan, jelang Ramadhan dan Lebaran terdapat permintaan konsumsi yang meningkat sebesar 10-20 persen. Hal itu diantisipasi, kata dia, salah satunya dengan menyiapkan dan menanam 3-4 bulan produksi jelang panen dalam mengantisipasi puasa dan lebaran.

Agung menerangkan, pemerintah memiliki pengalaman yang baik dalam menjaga inflasi jelang Lebaran terutama untuk tiga tahun terakhir, di mana permintaan yang meningkat tidak mengakibatkan lonjakan harga seperti tahun-tahun sebelumnya. Pada Juni 2018, inflasi mampu dijaga cukup rendah yakni 0,59 persen. 

“Beberapa komoditas seperti  telur ayam ras, beras, bawang putih, dan cabai merah bahkan memberikan andil deflasi,” kata dia. 

Adapun mengenai isu beberapa harga komoditas yang sempat mengalami gejolak, Kementan telah berkoordinasi dengan sejumlah pihak untuk menstabilkan harga dengan melaksanakan operasi pasar (OP). Harga bawang putih saat ini, kata dia, berangsur kembali ke harga normal setelah sebelumnya mencapai Rp 70  ribu per kilogram (kg), begitu juga dengan cabai merah.

Agung menjelaskan, saat ini 90 persen kebutuhan bawang putih memang masih berasal dari impor sehingga harga sangat terkait dengan pasokan dari luar. Akan tetapi, dia mengatakan, Kementan sudah melakukan sejumlah langkah untuk menghilangkan ketergantungan tersebut dengan mewajibkan para importir untuk menanam lima persen dari kuota impor yang diberikan.

"Hasilnya, saat ini sudah ada 20 ribu lahan baru pertanaman bawang putih dari sebelumnya yang hanya 2.000 hektare. Seluruh panennya langsung dijadikan benih sehingga di 2021 kita bisa swasembada dengan 60 ribu hektare lahan atau setara 600 ribu hektare bawang putih," kata Agung.

Sedangkan untuk bahan pangan pokok lain pihaknya meminta pemerintah untuk tidak mengkhawatirkan. Berdasarkan neraca kumulatif yang dimilikinya, komoditas seperti beras Indonesia masih tersedia stok hingga 15 juta ton, minyak goreng 13 juta ton, gula pasir 389 ribu ton, daging sapi 32 ribu ton, telur 471 ribu ton, dan bawang merah 83 ribu ton.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement