REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Abdul Kadir Karding menyambut baik segala tahapan kalkulasi hasil pemilu yang semuanya menunjukkan keunggulan mutlak Jokowi-Ma'ruf. Menurutnya baik hitung cepat dan manual adalah instrumen untuk memastikan hasil pemilu sesuai dengan prinsip kejujuran dan keadilan.
"Alhamdulillah, segala instrumen yang mendukung pelaksanaan pemilu yang jurdil menunjukkan hasil yang sama, yakni kemenangan paslon 01 dalam pemilu," kata Abdul Kadir Karding di Jakarta, Selasa (7/5).
Berdasarkan penghitungan sementara, Jokowi-Ma'ruf unggul di sejumlah provinsi semisal Sumatera Utara, Lampung, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTT, Papua sebagian wilayah Kalimantan. Pasangam calon (paslon) 01 juga unggul hingga Tempat Pemungutan Suara (TPS) di luar negeri. Menurut Karding, setiap tahapan demokrasi memang wajar untuk dikritisi secara terbuka. Karenanya, Ketua DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu menyambut positif sikap KPU maupun lembaga survei yang membuka lebar-lebar data milik mereka.
"Transparansi itu kunci dari pemilu yang jurdil. Di pemilu kali ini kita patut memuji KPU yang begitu transparan dalam menyajikan perhitungannya. Pun halnya lembaga quick count sebagai pembanding yang juga sangat terbuka dalam menyajikan basis data pemilihannya," ujar Karding.
Karena alasan itu, dia melanjutkan, siapapun pihak yang ingin berdebat soal hasil pemilu sudah seharusnya memiliki sikap yang sama dengan KPU atau lembaga quick count. Dia berpendapat, mengkritik pemilu tanpa data yang transparan maka hal itu bisa dinilai sebagai usaha penyesatan.
"Kita ini sekarang berbicara ilmu statistika yang mana harus ada data untuk beragumentasi. Jadi akan sesat kita jika hanya berbicara tanpa data," katanya.
Menurut Karding segala tahapan pemilu yang berjalan sukses dan lancar sudah seharusnya diapresiasi. Bukan justru didelegitimasi karena kekecewaan soal hasil elektabilitas calon tertentu yang belum sesuai dengan harapan. Dia mengatakan, kalah dan menang dalam kontestasi merupakan hal yang wajar. Namun, dia melanjutkan, hal yang diuar kewajaran adalah kalau rasa puas dan tidak puas itu membuat masyarakat bersikap di luar logika.
KPU rencananya akan mengumumkan hasil final pilpres dan pileg 2019 pada Rabu (22/5). KPU menetapkan hasil pemilu menggunakan perhitungan manual berjenjang. Karding meminta semua pihak untuk dewasa dalam menyikapi hasil itu.
"Karena sekarang kepentingan kita sudah bukan 01 atau 02 tapi membangun bangsa Indonesia yang lebih maju dan sejahtera kedepannya," katanya.