Senin 06 May 2019 05:20 WIB

Juru Bicara BPN Nilai Komentar Amien Rais Kritik untuk KPU

BPN terus mengumpulkan formulir C1 untuk menjadi bukti adanya kecurangan dalam Pemilu

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Israr Itah
Juru Bicara BPN Andre Rosiade (kanan).
Foto: Darmawan / Republika
Juru Bicara BPN Andre Rosiade (kanan).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menilai, pernyataan-pernyataan yang dilontarkan oleh mantan Ketua MPR Amien Rais soal pemilihan umum (Pemilu) merupakan kritik untuk Komisi Pemilihan Umum (KPU). Hal itu menanggapi pernyataan sang ketua dewan kehormatan PAN yang mengaku tak percaya dengan hasil pemilu yang dikeluarkan oleh KPU.

"Itu kritik agar KPU bisa membuka diri terhadap data-data kecurangan yang ada, supaya KPU juga melakukan intropeksi, memperbaiki kinerja dan membuka diri masukan-masukan," jawab singkat juru bicara BPN, Andre Rosiade saat dikonfirmasi, Ahad (5/5).

Ia menjelaskan, hingga saat ini, BPN terus mengumpulkan formulir C1 untuk menjadi bukti adanya kecurangan dalam Pemilu 2019. Proses rekapitulasi suara juga tetap dikawal, dari tingkat kecamatan hingga nasional.

"Beberapa waktu lalu kami sudah mengirimkan data-data kecurangan kepada Bawaslu dan KPU," ujar politikus Partai Gerindra itu.

Sebelumnya, anggota Dewan Pengarah Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto- Sandiaga Uno, Amien Rais mengaku tidak percaya hitungan suara Pilpres 2019 yang masih dilakukan KPU. Sebab, ia menuding KPU zalim dan curang dalam penghitungan suara Pilpres 2019.

Ia juga mengklaim mendapatkan laporan bahwa KPU sudah tidak bisa mengendalikan masalah ini karena ada siluman yang memiliki kuasa tinggi dan ingin menguasai semuanya. Apalagi, ia menambahkan, KPU adalah makhluk politik buatan pemerintah pejawat. 

Karena itu, ia menyebut tidak ada gunanya untuk mempercayai hasil hitungan KPU yang rencananya akan diumumkan pada 22 Mei 2019 mendatang. "Kami tidak akan percaya sama sekali hasil penghitungan KPU," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement