Sabtu 04 May 2019 20:20 WIB

JK: PT Harus Mengacu Masa Depan, Jangan Seperti Museum

Para guru harus mengerti kebutuhan pendidikan saat ini dan di masa depan.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Friska Yolanda
Wakil Presiden Jusuf Kalla meresmikan Gedung Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Yogyakarta di Kampus UNY, Sleman, DIY, Sabtu (4/5).
Foto: Dok Setwapres
Wakil Presiden Jusuf Kalla meresmikan Gedung Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Yogyakarta di Kampus UNY, Sleman, DIY, Sabtu (4/5).

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Wakil Presiden Jusuf Kalla mendorong pendidikan tinggi yang berbasis pada teknologi masa depan. Menurut JK, pendidikan yang tidak berbasiskan teknologi tidak akan memberikan nilai tambah bagi pendidikan suatu negara.

Karenanya, saat membuka seminar nasional Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) sekaligus meresmikan Gedung Program Pascasarjana UNY, Sabtu (4/5), JK menekankan pendidikan yang diterapkan di UNY mengadopsi teknologi masa depan.

"Karena itulah kita bicara tentang masa depan dan masa depan itu hanya bisa dicapai dari pendidikan yang baik," kata JK di Ruang Sidang Utama UNY, Sleman, DIY, Sabtu (4/5).

JK pun menganalogikan perbedaan antara pendidikan tinggi dan museum. Menurutnya, jika perguruan tinggi akan mengacu masa depan, sedangkan museum mengacu ke masa lampau.

"Apabila perguruan tinggi dan pendidikan tidak melihat ke depan, maka dia akan menjadi museum aja. Museum penting untuk pelajaran, tapi yang kita hadapi bukan masa lalu tapi masa depan," ujar JK.

Karenanya, JK menekankan kepada peserta seminar UNY yang kebanyakan dosen dan mahasiswa agar menghasilkan guru-guru yang mengacu masa depan. Ia berharap para guru mengerti kebutuhan pendidikan di masa mendatang dan mengajarkan apa yang dibutuhkan pendidikan saat ini dan masa depan.

"Saya ingin ulangi, bahwa apa yang diajarkan di SMA di SMP pada hari ini, baru akan bermanfaat lima tahun mendatang, karena itu guru harus diajarkan kira-kira apa yang dibutuhkan lima tahun atau 10 tahun mendatang," ujar JK.

Menurutnya, jika mengacu pada Revolusi Industri 4.0, maka dibutuhkan pendidikan yang inovatif, kreatif dan mengacu penguasaan keterampilan. Menurutnya, kedua hal tersebut harus menjadi format pendidikan di Tanah Air, agar Indonesia bisa bersaing dengan negara lain.

"Sekali lagi dasar dari seluruh kemajuan itu hanyalah dengan pendidikan yang baik, pendidikan ke teknologi, teknologi kepada nilai tambah, dan nilai tambah kepada kemampuan, itu urutannya dalam setiap kemajuan suatu negara," kata JK.

"Dan pengalaman apabila kita bicara revolusi 4.0 maka kita bicara inovatif, kreatif yang juga ditulis ini, dan semuanya berdasarkan teknologi dengan penuh persaingan," ujarnya.

Hari ini meresmikan Gedung Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) di Sleman, DIY Sabtu (4/5). JK juga menandatangani prasasti sebagai tanda peresmian gedung Program Pascasarjana UNY. 

Usai tandatangan, JK didampingi Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir, Rektor UNY Sutrisna Wibawa dan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X meninjau ruangan gedung Program Pascasarjana, mulai dari ruang belajar hingga pelayanan akademik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement