REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta semua pihak untuk mau membuka ruang dialog di tengah kondisi bangsa saat ini. Ia menganggap bahaya bagi suatu negara jika hanya memandang sesuatu hanya berdasarkan hitam dan putih.
"Paling tidak kalau ada sesuatu yang jaraknya menganga, ada kemauan untuk berdialog, over time, compromise," ujar SBY saat ditemui di National University Hospital, Jumat (3/5).
Di hadapan istri Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Sinta Nuriyah, SBY mengaku kerap mendialogkan banyak hal dengan Gus Dur. Adanya ruang membuka dialog inilah yang menurutnya saat ini tidak ada. "Tolong dibuka kembali ruang dialog dan komunikasi. Dibangun komunikasi, dialog," imbaunya.
Ia juga menambahkan, berada di tengah tidak berarti buruk. SBY mencontohkan, bahkan ketika perang dingin terjadi, Indonesia memutuskan untuk tidak memihak salah satu blok. "We try to bridge. Menjembtani yang sedang berhadap-hadapan," ucap ketua umum Partai Demokrat itu.
Selain itu, ia juga mengaku heran ketika adanya ungkapan yang mengatakan bahwa kubu yang berada di pihak Prabowo tidak boleh mendatangi kubu Jokowi, begitu pula sebaliknya. Menurutnya cara pandang seperti itu tidaklah tepat. "Siapa yang buat hukum itu? What kind of logic?," tanyanya.
Sementara itu Ketua Gerakan Suluh Kebangsaan Mahfud MD mengaku semakin bersemangat setelah pertemuan dengan SBY dilakukan. Ia pun sepakat dengan pernyataan yang disampaikan SBY.
"Beliau mempunyai keyakinan bahwa masalah ini akan selesai asal semua pihak tidak berdiri secara hitam putih, artinya saling mau mendengar dan bangsa ini akan bersatu kembali," ungkapnya.
Menurutnya untuk jangka pendek upaya dialog tersebut kemungkinan memakan waktu yang lama, namun paling tidak jika hal dilakukan akan ada jalan tengah yang disepakati bersama.
"Untuk jangka panjang kami tadi bersepakat untuk bagaimana menjaga kehidupan konstitusi dengan sebaik-baiknya terutama melakukan penataan ulang bidang-bidang yang sifatnya instrumental seperti misalnya, pengaturan kembali pemilu serentak, dan presidential threshold," jelasnya.
Sebelumnya sejumlah tokoh menemui SBY di National University Hospital. Beberapa tokoh yang hadir diantaranya Mahfud MD, Sinta Nuriyah, Dahlan Iskan, Alissa Wahid, Benny Susetyo, Rikard Bagun.