REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberi sinyal bahwa Pulau Kalimantan adalah lokasi paling ideal untuk pemindahan ibu kota pemerintahan yang baru. Hal ini sejalan dengan niat pemerintah memilih ibu kota pemerintah yang menunjukkan Indonesia-sentris, alias keberpihakan pemerintah pusat dalam melakukan pembangunan yang merata.
"Bisa di Sumatra tapi kok nanti yang timur jauh. Di Sulawesi agak tengah, tapi di barat juga kurang. Di Kalimantan kok di tengah tengah. Kira kira itulah," kata Jokowi usai berdialog dengan para buruh di Cikupa, Tangerang, Banten, Selasa (30/4).
Meski begitu, Jokowi pun membocorkan ada tiga kandidat lokasi yang paling potensial dijadikan ibu kota pemerintahan menggantikan DKI Jakarta. Tanpa mau menyebutkan di mana saja lokasi ketiga kandidat ibu kota baru tersebut, Jokowi menegaskan bahwa pemerintah masih menganalisis daya dukung lingkungan dan memetakan risiko kebencanaan terhadap semua opsi.
"Kemudian nanti pengembangan ibu kota ke depan apakah masih memungkinkan. Semua kalkulasi harus dirampungkan dulu nanti disampaikan ke saya nanti saya putuskan," kata Presiden.
Rencana pemindahan ibu kota pemerintahan dari DKI Jakarta ke tempat lain memang mulai dibahas sejak pemerintahan Presiden Soekarno. Hingga saat ini, rencana tersebut belum terwujud karena perencanaan teknis yang tak kunjung rampung. Jokowi menilai, pemindahan ibu kota pemerintahan merupakan solusi atas sesaknya Pulau Jawa dan pembangunan yang selama ini timpang.
"Kita memiliki 17 ribu pulau tapi di Jawa penduduknya 57 persen dari total penduduk. Sehingga daya dukung baik terhadap lingkungan, ke depan sudah tidak memungkinkan lagi. Sehingga kemarin saya putuskan di luar Jawa pindah," kata Jokowi.