REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Warga Badui di perdalaman Kabupaten Lebak, Banten, menyatakan berbahagia setelah menjadi mualaf dengan menganut agama Islam. Sebelumnya, ia memeluk kepercayaan Sunda Wiwitan.
"Kami sudah tujuh bulan menjadi mualaf," kata Kesih (40 tahun) saat ditemui di Kampung Cibengkung Desa Bojong Menteng Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak, Ahad (28/4).
Ia mengaku menganut agama Islam atas kemauannya dan keluarga dan tidak ada paksaan dari manapun.Warga Badui yang menjadi mualaf itu jumlahnya hingga puluhan kepala keluarga.
Ia menyatakan beruntung ada Forum Masjid dan Mushola BSD (FMMB) dari Serpong, Tangerang Selatan, yang mengalokasikan tempat tinggal bagi warga Badui yang mualaf. Setiap keluarga diberi rumah di permukiman yang berlokasi di Kampung Cibengkung, Desa Bojongmenteng.
"Alhamdulilah, kami hidup bersama suami dan enam anak berbahagia setelah menjadi mualaf," katanya menjelaskan.
Begitu juga Minah (40) mengaku dirinya menjadi mualaf bersama keluarga dan juga orang tua sejak tujuh bulan terakhir. Ia juga dialokasikan permukiman oleh FMMB di Kampung Cibengkung.
Ia bersama warga Badui lainnya yang mualaf melaksanakan kegiatan pembinaan rohani melalui pengajian setiap malam. Selain itu, dua anaknya kini juga bersekolah di jenjang SD agar kelak menjadi orang berguna bagi bangsa dan negara.
"Kami setiap hari, selain mengaji juga belajar membaca, menulis dan berhitung (calistung), karena selama tinggal di Badui tidak sekolah," katanya.
Sementara itu, H Arief Widodo, seorang pengurus FMMB, mengatakan organisasinya bergerak di bidang sosial dan pendidikan agar kehidupan masyarakat Muslim sejahtera dan memiliki pengetahuan."Kami berharap warga Badui bisa hidup sejahtera dengan memiliki pengetahuan agama yang baik," katanya.
FMMB sangat peduli terhadap masyarakat Badui mualaf agar memiliki pengetahuan agama serta kesejahteraan yang baik. "Anak-anak mualaf itu juga akan belajar di pondok pesantren di Tangerang dan apabila mereka sudah pandai di bidang ilmu agama maka akan dikembalikan ke Kampung Cibengkung itu," ujarnya.
Selain itu, FMMB juga telah membangun 1.000 masjid di NTB, Palu, Aceh dan Banten yang menjadi korban tsunami.