REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim pemenangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin mengaku telah berdiskusi terkait perhelatan pemilu serentak. Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Ace Hasan Syadzily mengatakan, evaluasi dilakukan mengingat jatuhnya korban jiwa dari Kelompok Panitia Pemungutan Suara (KPPS).
TKN, Ace mengungkapkan, telah menyoroti beberapa masalah terkait hal tersebut. Ketua DPP partai Golkar itu mengatakan, salah satunya adalah terkait waktu kerja petugas KPPS di lapangan. Dia mengatakan, diperlukan pembatasan jam kerja para petugas KPPS.
"Seharusnya harus dibatasi kerjanya menjadi delapan jam, sehingga tidak menjadi lelah sampai mengorbankan nyawanya," kata Ace Hasan Syadzily di Jakarta, Jumat (26/4).
Ace mengatakan, TKN akan mendorong melalui anggota-anggota mereka yang duduk di DPR agar para pejuang demokrasi di TPS-TPS itu untuk mendapatkan jaminan asuransi, baik kesehatan maupun jiwa. Dia melanjutkan, hal itu nantinya akan menjadi rekomendasi penting disamping substansi dari pemilu serentak antara pilpres dan pileg.
Ace mengatakan, TKN juga akan mendorong agar pelaksanaan pemilihan kepala negara dan wakil rakyat dilakukan secara terpisah. Kendati, dia mengakui jika usulan tersebut masih memerlukan kajian yang mendalam agar proses pemilu di Indonesia betul-betul bisa terselenggara dengan baik.
Sebelumnya, petugas KPPS yang meninggal dunia terus mengalami peningkatan secara drastis. Hingga Jumat (26/4) siang, tercatat ada 230 KPPS meninggal dunia saat bertugas dalam Pemilu 2019. Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengungkapkan sudah ada 1.901 KPPS yang tertimpa musibah. Jumlah tersebut terdiri dari 230 KPPS yang wafat dan 1.671 KPPS yang jatuh sakit.