Kamis 25 Apr 2019 07:05 WIB

Dinsos DKI Gelar Pelatihan Penyuluhan Kali Pertama

Penting bagi penyuluh memiliki teknik komunikasi yang tepat kepada masyarakat.

Rep: Mabruroh/ Red: Gita Amanda
Sejumlah petugas Dinas Sosial melaksanakan apel bersama di Kantor Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta, Jakarta, Selasa (5/6).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sejumlah petugas Dinas Sosial melaksanakan apel bersama di Kantor Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta, Jakarta, Selasa (5/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Untuk pertama kalinya Dinas Sosial DKI Jakarta menggelar acara Pelatihan Dasar Relawan Penyuluh Sosial Masyarakat.

Acara tersebut digelar di Hotel Blue Sky, Jakarta, pada Rabu (24/4) kemarin.

Baca Juga

Sekretaris Jenderal Kementerian Sosial RI, Hartono Laras, mengatakan pentingnya teknik komunikasi yang harus dimiliki oleh seorang penyuluh. Serta penguasaan dan kesiapan konten yang akan disampaikan.

"Menjadi penyuluh bukan hanya sekadar komunikasi. Penyuluhan itu lebih kepada upaya kita menyampaikan kepada masyarakat. Nah di sini, penyuluh terlebih dulu harus memahami konten yang akan disampaikan apa saja," jelas Hartono dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id pada Kamis (25/4)

Oleh karena itu menurutnya, seorang penyuluh harus memiliki energi ekstra agar bisa membuat masyarakat memahami apa yang disampaikannya. Bukan hanya sekadar diam mendengarkan, namun hanya masuk telinga kanan dan keluar telinga kiri.

"Bukan masuk kuping kanan kemudian keluar kiri. Tapi energi yang membuat orang memahami dan menambah informasi yang tidak diketahui," tambahnya.

Selain teknik komunikasi, lanjut Hartono, penyuluh juga seharusnya dapat membidik situasi yang tepat saat menyampaikan sebuah informasi. Seperti halnya dengan memanfaatkan momen dan situasi.

"Misalkan seorang pimpinan menyusun strategi bagaimana ia bisa mencapai tujuan programnya, yaitu dilakukan dengan komunikasi. Membaca situasi sekitarnya," ujar Hartono.

Hal senada juga disampaikan Kepala Dinas Sosial DKI Jakarta, Irmansyah. Menurut dia selain faktor komunikasi yang tidak kalah penting adalah penguasaan konten. Misalnya, masing-masing penyuluh harus memahami bagaimana lingkup kerjanya, apa saja program Dinas Sosial DKI Jakarta maupun Kemensos RI, hingga bisa memahami apa itu Kartu Lansia Jakarta (KLJ), apa itu KJP, apa itu PKH.

"Pokoknya kita semua itu satu tim, yang membedakan hanya fokusnya. Nah, itu yang perlu kalian pelajari," pesan Irmansyah kepada 30 penyuluh pilihan yang hadir dalam kegiatan tersebut.

Selain komunikasi dan konten, hal utama yang juga tidak boleh disepelekan kata Irmansyah adalah menumbuhkan rasa empati. Sehingga pada saat menyampaikan sesuatu kepada masyarakat tidak terkesan ceramah atau menggurui.

"Yang paling penting adalah kita berempati, tidak terkesan menggurui, kita bahkan yang seharusnya banyak bertanya, perhatian, dan menumbuhkan rasa empati pada mereka. Sehingga hubungan sosial semakin terasa di sana," tutupnya.

Seperti diketahui pelatihan ini diikuti oleh 30 orang penyuluh terpilih, yang terdiri petugas Program Keluarga Harapan (PKH) dan Pendamping Sosial.  Ini merupakan pelatihan penyuluh sosial pertama yang berada di bawah naungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

"Untuk tahun ini, tenaga penyuluh sosial disediakan di wilayah Jakarta Pusat dan pada tahun berikutnya akan disediakan di wilayah Jakarta lainnya," kata Irmansyah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement