Rabu 24 Apr 2019 22:30 WIB

KPU: Setiap Hari Ratusan Hacker Coba Retas Situs Kami

Para peretas dari mulai mahasiswa hingga praktisi profesional.

Rep: Dian Erika Nugraheny/ Red: Teguh Firmansyah
Ketua KPU Arief Budiman (kanan).
Foto: Antara/Muhammad Iqbal
Ketua KPU Arief Budiman (kanan).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU), Hasyim Asy'ari,  mengatakan, ada ratusan peretas (hacker) yang setiap hari menyerang situs KPU. Seluruh peretas itu berasal dari dalam negeri.

"Setiap hari ada serangan. Dalam satu hari bisa ratusan hacker yang menyerang.

Baca Juga

Ya alhamdulillah Tuhan masih lindungi KPU, " ujar Hasyim kepada wartawan di Kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (24/4).

Dia melanjutkan, para peretas itu berasal dari seluruh Indonesia. Beberapa di antaranya berasal dari kalangan mahasiswa dan para praktisi IT profesional.  "Jadi insyaallah tidak ada hacker dari orang asing, " tegasnya.

Sebelumnya,  Ketua KPU, Arief Budiman, mengatakan peretasan situs KPU dilakukan secara individu. KPU menegaskan peretasan situs tidak akan mempengaruhi dan mengubah hasil pemilu.

Menurut Arief, para peretas yang mencoba membobol situs KPU bukan hanya satu atau dua orang. Percobaan peretasan juga bukan sekali-dua kali, melainkan sangat sering.

"Namun, hacker (peretas) ini kan orang per orang, bukan institusinya. Itu yang harus ditegaskan. Sementara itu, IP address bisa berasal dari dalam negeri dan luar negeri," ujar Arief 13 Maret lalu.

Namun, individu yang berada di balik IP address itu bisa dari mana saja. "Jadi bisa saja IP address dari negara lain tetapi orangnya domestik atau sebaliknya. Bisa juga campuran," lanjut Arief.

Arief melanjutkan, pihaknya selalu menjaga sistem IT KPU tetap aman. Hal ini dilakukan karena serangan dari peretas datang setiap hari.

Salah satu upaya yang dilakukan KPU yakni menghentikan dulu operasional laman resmi KPU. "Kami setop dulu sebentar tetapi semua masih bisa digunakan," tambah Arief.

Isu peretasan dari Rusia dan Cina mengemuka setelah Arief menyatakan pelaksanaan pemilu Indonesia dibayangi peretasan para hacker dari dua negara itu. Menurut Arief, serangan para peretas itu terjadi setiap hari, bahkan setiap jam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement