REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) saat ini sudah memiliki tiga lokasi geopark nasional yang sudah terdaftar dalam Kawasan Potensi Taman Bumi Geopark. Yakni di Silokek di Kabupaten Sinjujung, Geopark Ngarai Sianok di Kabupaten Agam dan Geopark Sawahlunto di Kota Sawahlunto. Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno berharap keberadaan geopark di Sumatera Barat harus mampu mendukung pembangunan perekonomian masyarakat melalui destinasi pariwisata secara berkelanjutan.
"Ketiga objek wisata ini tengah kita persiapkan untuk dapat lolos menjadi bagian dari Global Geopark Network (GGN) UNESCO. Kita berharap semuanya dapat meningkatkan perekonomian kesejahteraan masyarakat,” kata Irwan dalam acara Sosialisasi Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2019 yang digelar di hotel Mercure Padang, Rabu (24/4).
Irwan optimistis kehadiran geopark bisa membawa lebih banyak orang ke tanah Minang. Dengan begitu masyarakat sekitar bisa memanfaatkan keramaian tersebut untuk menjual produk-produk khas daerah kepada para wisatawan.
Menurut gubernur, Sumatera Barat banyak memiliki taman bumi atau geopark, karena memiliki topografi yang beraneka ragam. Termasuk dataran rendah dan dataran tinggi yang dikendalikan oleh aktivitas tektonik dan vulkanik. Ia berharap akan banyak lagi pembukaan geopark di Sumbar.
Dalam kesempatan yang sama, Deputi Kemaritiman Sekretariat Kabinet Agustina Murbaningsih menjelaskan geopark adalah kawasan yang memiliki unsur-unsur geologi di mana masyarakat setempat juga berperan untuk melindungi dan meningkatkan fungsinya. Saat ini Indonesia telah memiliki dua geopark dengan status UNESCO Global Geopark, yakni Geopark Batur (Batur UNESCO Global Geopark) di Bali dan Geopark Gunung Sewu di Jawa Tengah dan DI Yogyakarta. Sementara untuk Sumbar memiliki Silokek, Ngarai Sianok-Maninjau dan Sawahlunto telah berstatus sebagai Geopark Nasional.
Agustina menyebut di dalam kawasan geopark ada keanekaragaman hayati yang dikelola Kementerian LHK, dan cagar biosfer LIPI. Geopark kata dia juga memiliki warisan geologi berupa batuan, mineral, fosil dan bentang alam.
"Jadi penting bagi kita untuk menjaga kelestarian geopark. Sebagian besar wilayah geopark ada pada kawasan konservasi. Perlu ada kesamaan standar pengelolaan, dan kerja sama dengan pemerintah daerah," ucap Agustina.