Selasa 23 Apr 2019 13:03 WIB

Ketua KPPS di Semarang Meninggal Usai Rekapitulasi Suara

Ketua KPPS mengaku kelelahan saat rekapitulasi suara.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Friska Yolanda
Sejumlah kerabat masih mendoakan almarhum Nasokha (55) di pemakaman, Selasa (23/4). Ketua KPPS di TPS 09 Desa Gondoriyo, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang, meninggal dunia akibat kelelahan
Foto: Republika/Bowo Pribadi
Sejumlah kerabat masih mendoakan almarhum Nasokha (55) di pemakaman, Selasa (23/4). Ketua KPPS di TPS 09 Desa Gondoriyo, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang, meninggal dunia akibat kelelahan

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Seorang Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) Pemilu 2019 di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 09 Desa Gondoriyo, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang, meninggal dunia, Senin (22/4) malam. Korban meninggal dunia diduga karena kelelahan.

Nasokha (55 tahun), meninggal dunia dalam perawatan medis di Rumah sakit Umum Daerah (RSUD) Ambarawa, setelah sebelumnya sempat menjalani perawatan intensif selama dua hari, akibat kondisi kesehatannya yang terus menurun. Salah seorang kerabatnya, Ahmad yang dikonfirmasi mengungkapkan, sebelumnya Nasokha yang juga Ketua Rukun Warga (RW) 06 Desa Gondoriyo memang memiliki riwayat penyakit jantung.

Baca Juga

Pada pemungutan suara Pemilu 2019 kemarin, ia mendapatkan kepercayaan  untuk menjadi ketua KPPS di TPS 09 Desa Gondoriyo. “Mungkin karena kelelahan, kakak ipar saya meninggal dunia,” ungkapnya, Selasa (23/4).

Awalnya, jelas Ahmad, Nasokha sempat mengaku kelelahan pada saat penghitungan suara hasil Pemilu 2019, di TPS 09 Desa Gondoriyo masih berlangsung hingga Rabu (17/4) tengah malam. “Walaupun kecapekan, saat itu yang bersangkutan mengatakan sudah tanggung, sehingga proses penghitungan suara di TPS 09 tetap akan diselesaikan,” katanya, saat dikonfirmasi di makam Nasokha, Selasa (23/4).

Akhirnya, lanjut Ahmad, proses penghitungan suara di TPS 09 Desa Gondoriyo rampung pada Kamis (18/4) dini hari. Sebagai Ketua KPPS, Nasokha mengaku baru bisa beristirahat pada hari Kamis sore.

Namun, pada Jumat siang, kondisi kesehatannya menurun drastis dan sempat berobat ke dokter umum untuk menjalani rawat jalan. “Karena kondisinya tak kunjung membaik, pada Ahad (21/4) malam dilarikan ke RSUD Ambarawa,” tambahnya.

Saat dirawat di RSUD Ambarawa, jelas Ahmad, kondisi kesehatan Nasokha sempat membaik. Namun pada Senin (22/4) sore kesehatannya kembali menurun dan harus mendapatkan perawatan di ICU.

Hanya beberapa jam kemudian Nasokha meninggal dunia pada Senin malam  pukul18.30 WIB. Setelah dibawa ke rumah duka, dilakukan proses pemakaman di TPU desa setempat, pada Senin malam.

“Proses pemakaman di tempat pemakaman Umum (TPU) Jenggorong Desa Gondoriyo ini pun, baru salesai tadi malam (Selasa dini hari) pukul 01.00 WIB,” tegasnya.

Ahmad juga mengatakan, selama hidupnya Nasokha merupakan warga yang ditokohkan. Ia sudah beberapa kali dipercaya menjadi ketua lingkungan di wilayah RW 06 Desa Gondoriyo tersebut.

Sedangkan untuk hajat pemilu maupun pemilihan kepala daerah (pilkada) yang bersangkutan juga dipercaya untuk menjadi ketua KPPS. “Kakak ipar saya jadi KPPS sudah sejak saya SMP, tahun 1999 silam,” tambahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement