REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menyatakan sudah berkomunikasi dengan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk meminta dukungan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di daerah terpencil. Apalagi, potensi tenaga surya di Jawa Timur ini sangat besar, yakni lebih dari 10 ribu megawatt.
“PLTS menjadi salah satu solusi terutama untuk daerah terpencil. Saya juga sudah secara khusus diskusi dengan Dirjen terkait di Kementerian ESDM untuk bisa mendapatkan pemetaan tentang hal ini," kata Khofifah di Surabaya, Selasa (23/4).
Menurut Khofifah, pembangunan PLTS ini sangat tepat mengingat potensi energi non fosil atau energi terbarukan yang dimiliki Jatim terbanyak adalah surya, disusul kemudian angin, dan panas bumi. Sesuai hasil rapat dengan Menteri ESDM, kata dia, untuk energi panas bumi atau geothermal, sudah mulai eksplorasi.
"Insya Allah tahun 2020 ini bisa diselesaikan karena harusnya sebagian sudah dicicil. Tahun kemarin kita harus berbagi dengan Jawa Barat yang diselesaikan di bulan April. Akhirnya kita harus tertunda di tahun 2020 untuk PLTS di beberapa daerah di kepulauan, terutama daerah-daerah yang masih terpencil," ujarnya.
Terkait anggaran PLTS ini, Khofifah mengatakan akan didukung baik oleh pusat dalam hal ini Kementerian ESDM, APBD Pemprov Jatim, maupun APBD kab/kota bersangkutan. "Semua sudah dibahas dalam ratas, jadi kita harus bersama-sama melakukan pemetaan itu," katanya.
Terkait Pulau Kangean di Sumenep, Madura, yang meminta gardu listrik, dirinya sudah berkomunikasi dengan PLN. Menurut PLN, pemasangan gardu ini menunggu arus air surut.
“Rupanya gelombangnya masih sangat tinggi, jadi mereka akan membawa tiang-tiang listrik menunggu ombak yang relatif lebih landai kira-kira begitu, katanya.