Senin 22 Apr 2019 07:11 WIB

Pertaruhan Terakhir (the Last Bet)

The last bet atau pertaruhan terakhir merupakan istilah dalam game theory.

Iman Sugema
Foto:

Respons dari kubu 01 sepeken kemudian menjadi sangat jelas. Mengerahkan jumlah massa yang lebih besar dan kami lebih mengerti tentang Islam.

GBK tetap menjadi ajang kampanye, tapi dengan nuansa Islami yang lebih pas. Toh, ini bukan acara keagamaan. Tempat shalat disediakan di berbagai titik supaya peserta bisa shalat sebelum ikut kampanye.

Di sela-sela kampanye ada nuansa Islami dengan menyisipkan shalawat dan lagu-lagu Islami. Pengerahan massa dalam jumlah sangat besar, yang mengular dari Bundaran HI sampai GBK, sangat penting untuk menandingi ancaman people power yang sering didengungkan kubu 02.

Setelah hasil quick count ditayangkan di berbagi stasiun TV, seperti halnya tahun 2014, kubu 02 mengumumkan kemenangan berdasarkan perhitungan internal. Namun, kali ini ada yang berbeda. Tensi politik dinaikkan dengan cara mengadakan syukuran di Jalan Kartanegara.

Para pendukung 02 mengklaim bahwa ini adalah kemenangan umat. Mereka juga tak lupa mengirim karangan bunga dan mengelu-elukan Prabowo sebagai presiden.

Kembali politik identitas digaungkan dan ancaman people power dikumandangkan. Ini adalah upaya terakhir untuk tetap menjaga soliditas dukungan. Melihat jumlah yang datang di Kartanegara, tampaknya reaksi pendukung agak hambar. Tak ada gelombang massa seperti di GBK ataupun peringatan 212. Ini menunjukkan bahwa mayoritas pendukung 02 adalah rasional.

Dari data survei, mayoritas pendukung adalah dari kalangan terdidik yang cukup melek dengan informasi. Bahwa mereka militan, itu hanya sebatas dukungan sampai pencoblosan. Untuk digiring ke arah yang inkonstitusional, itu perkara lain lagi.

Mungkin di Kartanegara tersisa sejumlah pendukung puritan, tapi untuk bisa menggerakkan people power seperti 1997-1998 akan diperlukan upaya yang tidak mudah. Sementara itu, parpol pendukung juga sibuk mengamankan suara masing-masing yang menyebabkan konsentrasi terpecah.

Adalah naluri para politisi untuk bersifat pragmatis-oportunis. Mereka akan segera tahu kapan pertempuran harus diakhiri, yaitu pada saat tak ada lagi keuntungan politik yang bisa mereka raih.

Melihat perkembangan seperti ini, hampir bisa dipastikan tidak akan ada kaos seperti yang didengung-dengungkan selama ini. Mungkin akan ada luapan kekecewaan di sana-sini. Itu adalah hal yang wajar sepanjang tidak mengganggu ketertiban umum. Karena itu, tidak boleh ada reaksi berlebihan dari pendukung 01. Tetap tenang dan waspada. The game is over.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement