Kamis 18 Apr 2019 16:31 WIB

Ini Menurut TKD Mengapa Jokowi Kalah di Jabar

Persepsi pikiran warga Jabar dinilai tak ada perubahan dibandingkan 2014.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Teguh Firmansyah
Sejumlah warga mencelupkan tinta ke jarinya di tempat pemungutan suara (TPS) bertemakan Kampoeng Pemilu Nusantara di Depok, Jawa Barat, Rabu (17/4).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sejumlah warga mencelupkan tinta ke jarinya di tempat pemungutan suara (TPS) bertemakan Kampoeng Pemilu Nusantara di Depok, Jawa Barat, Rabu (17/4).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Hasi Pemilihan Presiden 2019 di Jawa Barat kembali mengulang Pilpres 2014 lalu. Jokowi kembali kalah oleh Prabowo Subianto dengan angka yang sama. Berdasarkan hitung cepat, Prabowo-Sandi unggul dikisaran 60 persen.

Menurut Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Jabar Dedi Mulyadi, kerja keras seluruh komponen pendukung Jokowi-Ma’ruf Amin menjadi sia-sia karena persepsi pemilih tidak mengalami perubahan signifikan. 

Baca Juga

“Faktor persepsi pikiran orang Jawa Barat nyaris tidak ada perubahan dengan 2014 dan hari ini,” ujar Dedi dalam konferensi pers di Bandung, Kamis (18/4).

Dedi mengaku, usaha timnya di lapangan padahal sudah sangat maksimal. Yakni, mulai dari kampanye terbuka, kampanye dari pintu ke pintu, dan sejumlah sosialisasi hasil pembangunan. Tapi, tidak cukup mengubah persepsi pemilih Jabar.  “Ikhtiar sudah sangat maksimal,” katanya.

Dedi menilai, politik identitas dan isu hoaks yang menerpa Jokowi terbukti ampuh bagi para pemilih untuk memilih Prabowo-Sandiaga Uno. “Jokowi benar, bahwa 7 juta warga Jabar termakan isu hoaks yang menimpa dirinya itu terbukti,” katanya.

Dedi mengatakan, urusan persepsi ini faktor paling kuat penyebab kekalahan Jokowi. Kendati banyak  warga yang menikmati kebijakan pemerintah Jokowi-Jusuf Kalla.

“Program keluarga harapan yang diterima 1,7 juta warga Jabar yang artinya mereka menerima kebijakan Jokowi langsung diterima, tapi tidak memberikan efek tinggi pada Pak Jokowi,” katanya.

Menurut Dedi, rumor yang dikelola di media sosial jauh lebih mendominasi ini juga dikarenakan akses internet di Jabar yang sangat tinggi. “(Hoaks) ini sampai ke ujung-ujung kampung, media sosial memberikan efek,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement