REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Panglima Laot (Lembaga Adat Laut) Aceh menyatakan masyarakat nelayan di provinsi paling barat Pulau Sumatra sepakat tidak melaut pada hari H pencoblosan, Rabu (17/4).
"Kami sepakat hari-hari besar, termasuk saat berlangsungnya pemungutan suara, tidak melaut," kata Wakil Panglima Laot Aceh Miftachhuddin Cut Adek di Banda, Selasa (16/4).
Ia berharap semua nelayan di Provinsi Aceh tidak melaut saat pemilu dan mereka akan datang ke tempat pemungutan suara (TPS) untuk menggunakan hak pilihnya sebagai warga negara. "Secara khusus tidak ada larangan melaut saat pemilu. Namun, sebagai warga negara, semua nelayan diharapkan memilih pada pemilu pilpres dan pileg," kata Miftachhuddin.
Lembaga Adat Laut Aceh juga berharap pesta demokrasi lima tahunan tersebut berlangsung sukses, aman, serta terpilihnya pemimpin yang adil dan memihak kepada masyarakat nelayan. "Siapa pun yang terpilih sebagai presiden dan wakil presiden Republik Indonesia periode 2019 sampai dengan 2024 yang paling terpenting adalah memperjuangkan kesejahteraan nelayan," kata Wakil Panglima Laot Aceh.
Ia mengatakan masyarakat nelayan membutuhkan terobosan yang nyata dan bermuara pada peningkatan ekonomi. Rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke pada hari Rabu (17/4) akan memilih pasangan calon presiden/wakil presiden, calon anggota DPR RI, DPD RI, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten /kota.