Selasa 16 Apr 2019 19:36 WIB

Kemendikbud Upayakan Perbaiki Kekurangan Sekolah Anak TKI

Saat ini, sekolah anak TKI di Malaysia kekurangan guru.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Ani Nursalikah
KKN UNS. Kegiatan kuliah kerja nyata (KKN) mahasiswa Universitas Sebelas Maret di sekolah anak-anak TKI di Sabah, Malaysia.
Foto: dok. Tim KKN UNS
KKN UNS. Kegiatan kuliah kerja nyata (KKN) mahasiswa Universitas Sebelas Maret di sekolah anak-anak TKI di Sabah, Malaysia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) masih terus mengatasi kekurangan-kekurangan yang ada di sekolah anak TKI atau community learning center (CLC). Sebab, hingga saat ini masih banyak CLC di wilayah Malaysia yang perlu diberi perhatian lebih.

Menurut Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Pertama (PSMP) Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Ditjen Dikdasmen), Poppy Dewi Puspitawati pihaknya selalu berusaha meningkatkan layanan pendidikan di seluruh Indonesia. Dimana pun anak Indonesia, menurutnya berhak mendapatkan kualitas pendidikan yang memadai.

Baca Juga

"Kami senantiasa meningkatkan layanan pendidikan bagi anak-anak Indonesia dimanapun berada. Tentu akan ditindaklanjuti sesuai dengan kewenangannya," kata Poppy pada Republika.co.id, Selasa (16/4).

Baik dari segi bantuan dana maupun guru, sudah terus diberikan kepada sekolah anak TKI dimanapun berada. Poppy mengatakan Kemendikbud terus berusaha memenuhi kebutuhan pendidikan anak-anak Indonesia.

Kekurangan guru juga terjadi di salah satu sekolah anak TKI yakni CLC Sandakan, Sabah, Malaysia. Terkait hal ini, sampai pada akhir tahun lalu Kemendikbud telah mengirimkan lebih dari 100 guru ke Malaysia untuk memenuhi kebutuhan guru untuk anak Indonesia di sana.

Guru-guru yang dikirimkan oleh Kemendikbud mengajar di sekolah anak TKI yang tersebar di wilayah Sarawak dan Sabah. Saat ini, tercatat lebih dari 200 CLC di Malaysia terdiri dari Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Meskipun demikian, saat ini kekurangan guru kembali terjadi. Menurut Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK), Supriano kekurangan guru tersebut terjadi karena ada 48 guru CLC yang lulus CPNS. Hal ini menyebabkan para guru yang lulus tersebut harus mengajar di tempat ia diterima sebagai CPNS.

Adapun untuk memenuhi kembali kebutuhan guru untuk CLC di Malaysia, Supriano mengatakan pihaknya terus mengusahakan penambahan tenaga pengajar. Saat ini, Kemendikbud sedang melakukan proses penambahan guru untuk mengisi kekosongan tersebut.

"Kami sedang proses penambahan guru. Memang guru-guru anak TKI diusahakan terus," kata Supriano.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement