Sabtu 13 Apr 2019 21:41 WIB

Wasekjen Golkar Sebut Prabowo Inkonsisten Soal Antiasing

Pernyataan Prabowo soal Indonesia mencontoh Tiongkok, disebut bentuk inkonsisten

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Karta Raharja Ucu
Wakil Sekjen DPP Partai Golkar menjawab pertanyaan wartawan saat nobar debat Pilpres di kantor DPD Golkar DKI Jakarta pada Sabtu, (13/4).
Foto: Republika/Rizky Suryarandika
Wakil Sekjen DPP Partai Golkar menjawab pertanyaan wartawan saat nobar debat Pilpres di kantor DPD Golkar DKI Jakarta pada Sabtu, (13/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Sekjen DPP Partai Golkar Christina Aryani menyebut capres nomor urut 02 Prabowo Subianto inkonsisten dalam isu antiasing. Selama ini, Prabowo gencar melontarkan wacana antiasing, tetapi di salah satu sesi debat capres cawapres terakhir, Sabtu (13/4), Prabowo malah meminta Indonesia mencontoh Tiongkok.

"Ada inkonsistensi dari Prabowo. Dia bilang antiasing, jangan impor. Tapi akhirnya bilang mencontoh Cina," katanya pada wartawan saat nobar debat pilpres di kantor DPD Golkar DKI Jakarta yang diadakan relawan GOJO, Sabtu (13/4).

Baca Juga

Aryani menilai pernyataan Prabowo sebenarnya menunjukan sikap asli Prabowo. Ia merasa Prabowo berpura-pura bersikap antiasing. Padahal Prabowo ingin bekerja sama dengan asing, tak terkecuali Tiongkok.

"Kali ini agak frontal keluar. Saya curiga jangan-jangan karena apa yang disampaikan mudah tarik simpati. Dia akui infra harus dibangun," ujar caleg DPR itu.

Aryani menyebut pembangunan infrastruktur yang dilakukan capres 01 Joko Widodo sudah serupa dengan yang dilalukan Tiongkok untuk memajukan ekonominya. Sebab, Tiongkok merupakan negara luas yang perlu dikoneksikan dengan baik agar kegiatan ekonomi berjalan.

"Prabowo sebut kan harus contoh Cina dan kerja kita salah arah. Cina itu yang masif infrastrukturnya seperti jembatan, tol, rel kereta. Cina itu luas tapi dikoneksikan infrstruktur," ucapnya.

Sebelumnya, Prabowo menyampaikan agar Indonesia meniru Tiongkok dalam hal pembangunan ekonomi saat debat Pilpres terakhir. Prabowo menganggap Tiongkok patut ditiru karena membangun ekonomi selama 40 tahun terakhir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement