Selasa 09 Apr 2019 19:07 WIB

Pekanbaru Andalkan Wisata Halal Jadi Penopang Pendapatan

Tren pendapatan dari sektor pariwisata terus meningkat.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Andi Nur Aminah
Sejumlah pedagang menata aneka makanan ringan di Pasar Bawah, Pekanbaru, Riau, Jumat (27/7). Pasar Bawah merupakan salah satu destinasi, khususnya untuk wisata belanja kuliner khas tradisional di Kota Pekanbaru
Foto: Antara/FB Anggoro
Sejumlah pedagang menata aneka makanan ringan di Pasar Bawah, Pekanbaru, Riau, Jumat (27/7). Pasar Bawah merupakan salah satu destinasi, khususnya untuk wisata belanja kuliner khas tradisional di Kota Pekanbaru

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Kota Pekanbaru, Provinsi Riau mulai mengandalkan sektor pariwisata, khususnya wisata halal untuk menjadi kontributor utama dalam pendapatan asli daerah (PAD). Wali Kota Pekanbaru, Firdaus, mengatakan, hal itu karena melihat tren pendapatan dari sektor pariwisata terus meningkat.

Firdaus menuturkan, pada 2017 total pendapatan daerah dari pariwisata mencapai Rp 122 miliar. Setahun setelahnya, pendapatan sektor pariwisata naik menjadi Rp 145 miliar. “Tahun ini kita harapkan naik lagi, paling tidak 40 persen dari total pendapatan,” kata Firdaus saat ditemui di Jakarta, Selasa (9/4).

Baca Juga

Ia mengatakan, sebanyak 50 persen cadangan minyak dan gas nasional berasal dari Provinsi Riau. Namun, sumber migas itu bukan berasal dari Kota Pekanbaru. Oleh sebab itu, Pemerintah Pekanbaru memprioritaskan sektor perdagangan, jasa, pengolahan sumber daya pertanian, dan pariwisata.

Pada Selasa ini, pihaknya menandatangani nota kesepahaman bersama Kementerian Pariwisata untuk menjadikan Pekanbaru sebagai destinasi wisata halal unggulan di Indonesia. Karenanya, Firdaus mengatakan siap menggandeng asosiasi pelaku usaha wisata halal, kuliner, ritel, dan perjalanan untuk bisa menerapkan Indonesia Muslim Travel Index (IMTI) sebagai parameter kualitas wisata halal.

Selain itu, ia menggarisbawahi indikator-indikator utama yang dibutuhkan dalam menyajikan wisata halal untuk para wisatawan Muslim mancanegara. Yakni pelayanan serta cara mendapatkan makanan halal, fasilitas beribadah yang mudah, serta kawasan wisata terbuka yang ramah Muslim.  “Maka dari itu, di setiap titik-titik tertentu, harus diberikan kemudahan bagi wisatawan Muslim menjangkau hal-hal itu,” ujarnya.

Pekanbaru, kata Firdaus, memilih konsep tema pariwisata pertemuan, insentif, konvensi, dan pameran (MICE). Konsep pariwisata MICE yakni suatu jenis kegiatan pariwisata direncanakan oleh kelompok dengan jumlah besar yang direncanakan dengan matang. Mereka, para wisatawan yang berkelompok dalam jumlah besar berangkat bersama untuk suatu tujuan tertentu di suatu daerah.

Konsep tersebut, kemudian dikombinasikan dengan alternatif wisata yang berada di sekitar Kota Pekanbaru. Kombinasi itu, kata Firdaus, telah dituangkan dalam program Pekanbaru, Siak, Kampar, dan Pelalawan atau yang disingkat Pekan Sikawan. Kawasan ini menjadi terintegrasi untuk dapat bersama-sama meningkatkan pertumbuhan ekonomi. “Di Jakarta dan Jabodetabek, di kami ada Pekan Sikawan,” ujarnya.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement