Ahad 07 Apr 2019 05:33 WIB

Mendes PDTT Harap Dana Desa Naikkan Pendapatan Petani

Produktivitas petani meningkat akibat infrastruktur yang dibangun dari dana desa.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Andri Saubani
Petani di Desa Nagrak, Kecamatan Darangdan, Kabupaten Purwakarta, panen padi organik perdana di musim rendeng 2019 ini, Rabu (3/4).
Foto: Republika/Ita Nina Winarsih
Petani di Desa Nagrak, Kecamatan Darangdan, Kabupaten Purwakarta, panen padi organik perdana di musim rendeng 2019 ini, Rabu (3/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Eko Putro Sandjojo mengatakan, infrastruktur yang dibangun oleh dana desa berkontribusi membantu meningkatkan pendapatan petani Indonesia. Menurutnya, infrastruktur tersebut membantu peningkatan produktivitas dan mempermudah akses pertanian, yang berdampak pada penurunan biaya produksi hingga distribusi.

 

"Karena kalau tidak ada infrastruktur, setiap hari petani akan mengeluarkan biaya yang sangat tinggi. Dengan adanya infrastruktur, dapat menurunkan biaya sehingga petani bisa mendapatkan keuntungan yang lebih banyak," ujarnya, dalam keterangan resmi yang diterima Republika, Sabtu (6/4).

 

Terkait infrastruktur tersebut, lanjutnya, Indonesia sejak tahun 2015 mempunyai program yang memberikan dana langsung ke seluruh desa (dana desa). Menurutnya, saat pertama kali disalurkan dana desa tersebut fokus pada pembangunan infrastruktur.

 

Tidak sedikit jenis infrastruktur dari dana desa yang membantu peningkatan produksi dan akses pertanian seperti jalan desa, jembatan, jalan pertanian, saluran irigasi, embung, drainase, dan penahan tanah. "Pertama yang dibangun adalah untuk infrastruktur. Ada banyak infrastruktur yang dibangun untuk mendukung pertanian," ungkapnya.

 

Di sisi lain, menurutnya, Indonesia juga memiliki program Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (Prukades), dengan membuat klaster-klaster ekonomi perdesaan. Prukades melibatkan 19 kementerian/lembaga terkait, pemerintah daerah, BUMN, dan swasta.

 

"Desa miskin karen mereka banyak tidak fokus, memperoduksi banyak komoditi sehingga tidak mencukupi skala ekonomi. Mengatasinya, kami punya Prukades untuk membuat klaster ekonomi," kata dia.

 

Eko mengatakan, model pembangunan desa yang diterapkan Indonesia saat ini telah mampu meningkatkan pendapatan per kapita masyarakat desa, yakni Rp 572.586 pada 2013 menjadi Rp 804.011 pada tahun 2018.

 

"Angka stunting juga mengalami penurunan secara signifikan dari 37 Persen pada tahun 2013 menjadi 30 persen pada tahun 2018," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement