Sabtu 06 Apr 2019 13:07 WIB

Indonesia Startup Summit Hadirkan Binaan Kemenristekdikti

Sejak 2015 hingga 2019, Kemenristekdikti telah membina 1.307 startup.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Gita Amanda
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Muhammad Nasir.
Foto: Antara/M Agung Rajasa
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Muhammad Nasir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) mengadakan Indonesia Startup Summit untuk menghadirkan ribuan perusahaan startup binaan Kemenristekdkti. Acara tersebut akan diadakan pada 10 April 2019.

Selama ini, melalui program Inkubasi Bisnis Teknologi (IBT), Kemenristekdikti secara konsisten membina Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT) atau startup teknologi selama empat tahun terakhir. Sejak 2015 hingga 2019, Kemenristekdikti telah membina 1.307 startup.

Baca Juga

Seluruh startup binaan Kemenristekdikti tersebut dan startup-startup dari seluruh Indonesia akan dihadirkan oleh Kemenristekdikti pada Temu Akbar Startup Berbasis Teknologi dan Inovasi, Indonesia Startup Summit (ISS) yang akan digelar di Hall D2, Jakarta International Expo Kemayoran.

"Dari 1.307 itu kalau kita pisahkan, ada yang startup, ada yang calon startup. Ini harus kita pisahkan. Startup itu yang sudah masuk ke industri. Ini ada 749 startup. 558 sisanya adalah calon startup," kata Menristekdikti Mohamad Nasir, saat konferensi pers, Jumat (5/4).

Ribuan startup yang akan dipamerkan tidak hanya berfokus pada bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) saja, tapi juga bidang-bidang lain seperti pangan, kesehatan dan obat-obatan, pertahanan dan keamanan, dan energi. Selain itu ada juga startup material maju sesuai dengan bidang prioritas di Rencana Induk Riset Nasional (RIRN) yang belum mendapatkan pendanaan, terutama yang sesuai dengan kebutuhan dari asal tenant atau peserta bimbingan IBT Kemenristekdikti.

"Secara detail nanti kami akan tunjukkan pada tanggal 10 April 2019 berbagai startup yang ada, dan akan kami kelompokkan pada beberapa bidang sesuai dengan RIRN,  ada dari pangan, obat-obatan, teknologi informasi, advanced material, nanoteknologi, dan lain-lainnya," ungkap Nasir.

Saat ini tenant IBT belum merata dari seluruh Indonesia, namun Kemenristekdikti akan berikan pendanaan dan bimbingan bagi tenant dari luar Jawa. Diharapkan hal ini dapat meningkatkan partisipasi dan kesejahteraan masyarakat di wilayahnya.

"Apakah startup hanya berasal dari Jawa saja? Tidak. Startup-startup ini berasal dari seluruh Indonesia. Dalam Pemerintah RI saat ini, sesuai arahan Presiden RI Joko Widodo, pembangunan harus menyebar di seluruh Indonesia. Ini bukan 'Jawasentris', tapi 'Indonesiasentris'," kata dia lagi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement