Jumat 05 Apr 2019 08:40 WIB

Jokowi Gencar Sosialisasikan Kartu Sakti

Berdasar survei, mayoritas publik masih belum mengetahui tiga kartu baru Jokowi.

Rep: Rizkyan adiyudha/ Red: Esthi Maharani
Calon Presiden nomor urut 01 Joko Widodo menunjukkan salahsatu kartu ketika kampanye terbuka di Lapangan Dukuhsalam, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Kamis (4/4/2019).
Foto: Antara/Oky Lukmansyah
Calon Presiden nomor urut 01 Joko Widodo menunjukkan salahsatu kartu ketika kampanye terbuka di Lapangan Dukuhsalam, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Kamis (4/4/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, TEGAL -- Calon presiden (capres) Joko Widodo (Jokowi) kembali memamerkan tiga kartu saktinya saat melakukan kampanye terbuka di Tegal. Kartu-kartu tersebut merupakan program yang diusung oleh capres pejawat untuk masa kedua kepemimpinannya jika terpilih.

"Saya mulai dengan Kartu Sembako Murah, ini nanti bisa dipakai oleh ibu-ibu untuk berbelanja mendapatkan diskon yang banyak, baik untuk beli beras, beli gula, beli minyak dan yang lain-lainnya," kata Jokowi dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat (5/4).

Kampanye terbuka tersebut dilakukan mantan gubernur DKI Jakarta itu di Lapangan Sepak Bola, Dukuh Salam, Kabupaten Tegal, Kamis (4/4). Jokowi mengatakan, komoditas yang dibeli menggunakan kartu sembako murah akan disubsidi dari pemerintah. Dia melanjutkan, hal itu dilakukan guna memperbaiki gizi anak serta bayi dalam kandungan.

Kartu selanjutnya yang dikenalkan Jokowi adalah Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah. Dia mengatakan, kartu itu merupakan lanjutan dari KIP yang 4,5 tahun lalu sudah keluar. Dia mengungkapkan, perbedaan KIP kuliah dengan KIP sebelumnya adalah diperuntukkan bagi SD, SMP, SMA-SMK.

"Nantinya dengan KIP Kuliah, lulusan SMP-SMK bisa meneruskan ke perguruan tinggi atau ke universitas dan akademi baik di dalam negeri maupun di luar negeri," katanya.

Kartu selanjutnya adalah kartu prakerja. Mantan wali kota Solo ini mengungkapkan, kartu tersebut berguna untuk memberikan pelatihan-pelatihan oleh kementerian, Balai Latihan Kerja (BLK) dan BUMN. Bisa juga, dia melanjutkan, oleh lembaga swasta guna meningkatkan kemampuan yang dimiliki sumber daya manusia nasional.

Sebelumnya, hasil survei Indo Barometer yang dilakukan pada 15-21 Maret 2019 mendapati jika mayoritas publik masih belum mengetahui tiga kartu baru Jokowi. Survei mendapati, rata-rata hanya 31,76 persen publik yang mengenal tiga kartu baru itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement