REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Taman Margasatwa Ragunan akan meningkatkan pengawasan terhadap pohon-pohon tua di kawasan kebun binatang terbesar di Indonesia. Ini agar kejadian robohnya batang pohon yang menyebabkan satu orang korban meninggal dunia tidak terulang lagi.
"Ke depan harus lebih berhati-hati dan lebih detil lagi pengawasannya agar tak terulang musibah semacam ini," kata Kepala Unit Pengelola Taman Margasatwa Ragunan, Widodo di Jakarta, Kamis Kemarin.
Kondisi pohon nahas itu, kata Widodo, dalam keadaan laik, terlebih yang roboh bukan pohonnya, melainkan batang cabangnya. Menurut dia akan lebih parah efeknya jika pihaknya tidak melakukan pemeliharaan secara rutin.
Tim khusus sudah ada untuk melakukan pemeriksaan setiap hari pada 80 ribu tanaman di Ragunan. Ini kan musibah banget, istilahnya korban meninggal dalam sekian tahun perjalanan TMR, baru tahun 2017 dan baru sekarang ada lagi. Hanya pemeriksaan itu mungkin butuh ditingkatkan lagi karena jika tidak mungkin akan timbul lebih banyak lagi korban,"; ujar dia.
Hal yang sama diungkapkan oleh Humas Taman Margasatwa Ragunan, Ketut yang menyebut dari tampilan fisik pohon nahas tersebut masih sehat, subur dan layak. Terlebih pihak Ragunan sudah melakukan pemeliharaan yang terjadwal dan saat kejadian tidak ada hujan walau angin cukup kencang.
"Antisipasi yang harus dilakukan adalah kami harus lebih selektif lagi, lebih intens lagi, bagaimana penebangan dan pemangkasan. Harus tertib dan menyeluruh mengingat pohon yang roboh itu termasuk pohon yang tinggi sekitar 20-30 meter," katanya.
Kejadian tersebut, terjadi pada Rabu (3/4) sekitar pukul 14.35 WIB saat cuaca di sekitar Ragunan, berangin yang menyebabkan satu dahan pohon yang cukup besar menimpa pengunjung yang sedang berjalan di depan Masjid Darusalam Taman Margasatwa Ragunan, di sekitar Taman Harimau. Kejadian tersebut menyebabkan lima orang menjadi korban.