Kamis 04 Apr 2019 17:09 WIB

Demokrat Enggan Terlibat Jauh Soal Chat Yusril dan HRS

Demokrat menyatakan bukan ranah partai politik mengkritisi keislaman seseorang.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Ratna Puspita
Ilustrasi pesan percakapan
Foto: REUTERS/Dado Ruvic
Ilustrasi pesan percakapan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Demokrat enggan terlibat lebih jauh terkait munculnya percakapan antara Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra dengan imam besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab (HRS). Demokrat menyatakan bukan ranah partai politik mengkritisi keislaman seseorang.

"Kami tidak ingin terlibat terlalu jauh dalam polemik antara Pak Habib Rizieq dengan Yusril ini ya. Selain kebenaran WA itu masih harus dibuktikan kebenarannya ditambah lagi pembahasannya ini terkait soal keislaman seseorang," ujar Ketua DPP Partai Demokrat Jansen Sitindoan kepada Republika, Kamis (4/4).

Baca Juga

Menurut Jansen, keislaman calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto tak perlu dipermasalahkan. Sebab, berdasarkan dokumen negara, agama dari mantan Danjen Kopassus tersebut adalah Islam.

"Masak, halhal beginian masih mau terus kita polemikan sih. Capek energi bangsa ini terus mengurusi hal yang demikian," ujar Jansen.

Ia turut mengkritisi Yusril, yang saat ini berada di kubu pasangan calon nomor urut 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Menurutnya, tidak seharusnya membawa nama agama untuk meningkatkan elektabilitas jelang pemilihan presiden (Pilpres) 2019.

"Kalau elektibilitas 01 hari ini terus amblas dan semakin jauh dari pemilih Islam dan ulama, instropeksi, jangan-jangan kesalahannya ada di diri sendiri. Bukan kemudian ke islaman pak Prabowo yang diganggu-ganggu," ujar Jansen.

Selain itu, ia juga membantah pernyataan dalam percakapan itu, yang menyebut mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono melakukan propaganda melawan Islam. Jansen menilai pernyataan tersebut dinilai tidak benar dan terkesan ngawur.

"Jelas ngawur dan tidak benar itu. Bagaimana ceritanya sekarang pak SBY dituduh propaganda melawan Islam, sedang dizaman pak SBY dulu berkuasa saja hubungan pak SBY dengan ulama sangat baik," ujar Jansen.

Sebelumnya, Yusril mengatakan Habib Rizieq juga menyeret nama Ketum Partai Demokrat (PD) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam percakapan tersebut. Berdasarkan penuturan Yusril, Rizieq menyebut Prabowo terjebak dengan SBY yang tengah berupaya melakukan propaganda melawan politik Islam.

"Perhatikan dalam WA di atas Rizieq yang bilang "PS lemah tentang Islam & lingkarannya pun masih banyak yang "Islamphobia". Apalagi PS sudah terjebak dengan SBY yang sedang propaganda melawan Politik Islam yang disebutnya sebagai "Politik Integritas" beraroma SARA" dan seterusnya," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement