REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekjen DPP Partai Demokrat Hinca Panjaitan meyakini Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden RI Prabowo-Sandiaga akan memeroleh hasil positif pada detik terakhir Pilpres 2019. Keyakinan itu disampaikan Hinca merespons hasil survei Indikator Politik Indonesia terbaru.
Surbei itu menunjukkan elektabilitas Prabowo-Sandiaga tertinggal 18 persen dari Jokowi-Ma'ruf. "Dalam sepak bola meski lawan sudah unggul di dua babak, jangan pernah anggap hasil akhir sebelum peluit akhir berbunyi. Pada detik akhir ada yang namanya gol bunuh diri," kata Hinca.
Dalam survei Indikator, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf 55,4 persen, sementara Prabowo-Sandiaga 37,4 persen. Jumlah responden belum menentukan pilihan sebesar 7,2 persen.
Hinca menyebut gol bunuh diri bisa terjadi pada detik akhir pilpres. Ia mencontohkan gol bunuh diri yang bisa terjadi dalam pilpres, antara lain, adanya anggota tim pemenangan yang bersentuhan dengan hukum, pernyataan yang terkoreksi, dan hal lain yang dapat membuat pemilih mengalihkan dukungan.
Partai Demokrat, kata Hinca, memiliki 22.000 caleg yang saat ini bekerja keras untuk pemenangan partai dan pasangan calon peserta pilpres. "Dari Demokrat, seluruhnya mendukung pasangan 02," ujarnya.
Pilpres 2019 diikuti dua pasangan calon, yakni Pasangan Calon Nomor Urut 01 Jokowi-Ma'ruf Amin dan Pasangan Calon Nomor Urut 02 Prabowo-Sandiaga Uno. Pilpres diselenggarakan 17 April 2019 secara serentak dengan pemilu anggota legislatif: DPR RI, DPD RI, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi (kanan) disaksikan Sekjen Partai Demokrat Hinca Panjaitan (tengah) dan Sekjen Partai Nasdem Johnny G Plate (kiri) memaparkan hasil survei Indikator Politik Indonesia terkait 'swing voters' pada Pemilu 2019 di Jakarta, Rabu (3/4/2019). (ANTARA)