Selasa 02 Apr 2019 17:00 WIB

Gajah di Way Kambas Kembali Melahirkan

Tahun ini, ada tiga gajah yang melahirkan.

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Muhammad Hafil
Induk Gajah Sumatra bernama Bunga sedang menyusui bayinya yang baru lahir di Pusat Latihan Gajah Taman Nasional Way Kambas Lampung, Kamis (28/3).
Foto: dok. Humas TNWK
Induk Gajah Sumatra bernama Bunga sedang menyusui bayinya yang baru lahir di Pusat Latihan Gajah Taman Nasional Way Kambas Lampung, Kamis (28/3).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Gajah sumatra (Elephas maximus sumatranus) bernama Bunga melahirkan seekor gajah di Pusat Pelatihan Gajah (PLG) Taman Nasional Way Kambas (TNWK) Lampung Timur, Kamis (28/3) pukul 02.45. Bayi gajah Bunga tersebut menambah daftar panjang penghuni PLG setelah dua bayi gajah lagi tahun ini.

Bayi gajah Bunga yang belum diberi nama tersebut satu dari dua bayi gajah yang lahir sepanjang tahun 2019. Proses persalinannya lancar dan aman. Tingginya 91 cm, panjang badan 110 cm, dan lingkar dada 119 cm. Estimasi berat badannya 137 kilogram.  ”Tambah satu bayi gajah ini, jadi sudah tiga gajah lahir tahun ini,” kata Kepala Bagian Humas Balai TNWK Lampung Sukatmoko kepada Republika.co.id, Selasa (2/4).

Baca Juga

Ia menyebutkan, sebelumnya telah lahir pada 14 Januari 2019 dari induk gajah bernama Wulan, kemudian pada 26 Februari 2019 induk gajah Meli juga melahirkan bayinya, dan terakhir 28 Maret 2019 induk gajah Bunga juga memiliki keturunan. “Semua anaknya jantan,” kata Sukatmoko.

Kelahiran bayi gajah dari induk gajah Bunga memperkuat PLG Way Kambas menjadi pusat breeding gajah di Sumatra. Menurut Sukatmoko, bukan berarti PLG Way Kamba berubah menjadi Pusat Breeding Gajah atau PBG, tapi PLG selain untuk tempat wisata, juga sebagai pusat riset, edukasi, juga sebagai pusat breeding gajah Sumatra.

“Tujuannya, untuk meningkatkan populasi gajah sumatra yang semakin menurun,” kata Sukatmoko.

Populasi gajah sumatra cenderung menurun. Berdasarkan data Forum Konservasi Gajah Indonesia (FKGI) menyebutkan, dalam 10 tahun terakhir setidaknya ada 700 ekor gajah sumatra yang mati. Kematian gajah tersebut berbagai sebab. Di antaranya diburu, diracun, dan diambil gadingnya oleh oknum tak bertanggung jawab.

Data FKGI merilis pada Januari 2018, jumlah individu gajah di Indonesia mencapai 1.700 gajah. Banyaknya gajah yang mati, menurut Sekretaris FKGI Donny Gunaryadi pada sebuah workshop konservasi gajah di Universitas Gajah Mada, Yogyakarya, awal tahun lalu, terkikisnya habitat gajah, dan terkikisnya jumlah gajah sumatra, juga karena kurangnya dokter hewan yang mampu merawat gajah yang sakit.

Dalam enam tahun terakhir, ia memaparkan Indonesia sudah kehilangan 150 ekor gajah Sumatra. Dikhawatirkan, satu-satunya subspesies gajah Asia di Indonesia itu terancam punah. Data FKGI tersebut menyatakan, data 150 ekor gajah yang punah tersebut yang terdata, sedangkan yang tidak terdata di lapangan diperkirakan lebih dari itu.

Data FKGI menyebutkan, tahun 1985 Indonesia masih memiliki 44 kantong habitat gajah di Sumatra. Tahun 2007, jumlahnya turun menjadi 25 kantong habitat, dengan hanya 12 kantong saja yang populasi gajahnya di atas 50 ekor. Lokasinya tersebar mulai dari Taman Nasional Leuser dan Ulu Masen di Aceh, Taman Nasional Bukit Tiga Puluh dan Tesso Nilo di Jambi, Padang Sugihan di Sumatra Selatan dan Taman Nasional Way Kambas serta Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) di Lampung. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement