Ahad 31 Mar 2019 18:03 WIB

KPAI Puji Kedua Capres di Debat Keempat Soal Ideologi

kedua capres memperlihatkan komitmen untuk memberikan penguatan ideologi Pancasila.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Andi Nur Aminah
Susanto - Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI)
Foto: Republika/ Wihdan
Susanto - Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) memuji kedua calon presiden, yaitu Joko Widodo dan Prabowo Subianto yang tampil dalam debat pemilihan presiden (Pilpres) keempat. Menurut KPAI, kedua capres memperlihatkan komitmen untuk memberikan penguatan dan internalisasi ideologi Pancasila kepada anak bangsa sejak usia dini hingga jenjang universitas.

"Ini komitmen baik yang perlu diapresiasi. Bangsa yang besar adalah bangsa yang generasinya kokoh dengan ideologi kebangsaannya," ujar Ketua KPAI, Susanto lewat keterangan resminya, Ahad (31/3).

Baca Juga

Kedua, KPAI melihat adanya semangat untuk terus menjaga silaturahmi antara kedua capres. Jokowi dan Prabowo menunjukkan betapa perbedaan dalam kepentingan politik tak memutuskan rantai persahabatan. "Ini merupakan spirit dan sekaligus pendididikan politik yang baik bagi anak Indonesia dalam kerangka berbangsa dan bernegara menuju Indonesia yang lebih baik," ujar Susanto.

Selain itu, KPAI menilai kedua capres telah menunjukkan jiwa dan visi nasionalisme dalam debat semalam. Hal tersebut dapat berdampak positif dan menjadi semangat baik bagi generasi Indonesia yang mengikuti debat capres. "Kita memang harus aktif berkontribusi di level internasional, sinergi antar negara penting terus bangun, namun kedaulatan dan kepentingan bangsa harus nenjadi prioritas utama," ujar Susanto.

Terakhir, KPAI turut mengimbau kepada kedua capres untuk mengokohkan ideologi kebangsaan bagi anak Indonesia ke depan. Menurut Susanto, langkah besar untuk perlindungan anak dari infiltrasi radikalisme harus terus dinovasikan. Mengingat saat ini pola jaringan radikalisme dan terorisme terus bergeser dan tak mudah dideteksi. "Ini harus terus kita jaga agar 83 juta anak Indonesia tumbuh kembang dengan baik, memiliki self protection serta kokoh dalam menghadapi gempuran radikalisme yang semakin mewabah," ujar Susanto.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement