REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Anggota Komisi VII DPR RI, Tamsil Linrung mengatakan di komisinya, tidak boleh ada istilah anggaran tidak terserap karena alasan penghematan. Jika ada ada anggaran yang tidak terserap maka dialokasikan ke program-program yang menyentuh kehidupan masyarakat secara langsung.
Tamsil mengatakan penyusunan perencanaan harus dibuat sedetail mungkin. Dengan begitu maka anggaran akan terserap maksimal.
"Kalau ada yang tidak terserap maka dialokasikan untuk program-program yang menyentuh kehidupan masyarakat secara langsung,” kata Tamsil, Ahad (31/3). Misalnya digunakan untuk pemberian beasiswa, bantua-bantuan yang mendorong lingkungan hidup lebih bagus, penelitian-penelitian terapan yang bisa diterapkan nelayan dan petani.
Jika ia melakukan kunjungan kerja kedaerah, menurut Tamsil, masyarakat berbondong-bondong menggunaan hasil-hasil penelitian mitra Komisi VII DPR. Seperti pengembangan tehnologi nuklir nusantara yang bisa membuat produk pertanian benih, yang didorong percepatannya dengan unsur nuklir di dalamnya. Sehingga produktivitas petani bisa meningkat.
Untuk jangka panjang, kata Tamsil, anggaran yang tidak terserap dialihkan untuk beasiswa. Dikatakannya, saat ia jadi pimpinan Badan Anggaran (Banggar) DPR, ia memperjuangkan abadi pendidikan, yang sekarang menjadi LPDP.
"Dulu saya dan Harry Azhar Azis mendorong anggaran Rp.5 triliun saja susah sekali, hanya disepakati pemerintah Rp.1,5 triliun, kami lanjutkan terus sampai sekarang posisinya sudah Rp.51 triliun,” kata calon anggota DPD dapil Sulsel ini.