Jumat 29 Mar 2019 17:24 WIB

Banjir Bandang Sentani Munculkan Bendungan Alami Berbahaya

Bendungan alami membuat akses menuju pemukiman warga tertutup.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Indira Rezkisari
Gunung Cyclops terlihat dari Pos Tujuh, Sentani, Jaya Pura, Rabu (20/3/2019).
Foto: Antara/Zabur Karuru
Gunung Cyclops terlihat dari Pos Tujuh, Sentani, Jaya Pura, Rabu (20/3/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengonfirmasi adanya dua bendungan alami yang terbentuk karena longsor atas hujan yang secara berkelanjutan menerjang daerah Sentani, Jayapura. BNPB menilai kehadiran bendungan tersebut membahayakan pemukiman penduduk.

"Kalau dari citra satelit, lembah-lembah di gunung Cyclops modelnya seperti mangkok," kata Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BNPB Bernadus Wisnu Widjaya di Gedung BNPB, Jumat (29/3).

Baca Juga

Wisnu menilai terbentuknya bendungan alami malah membuat tertutupnya akses menuju pemukiman warga. Alhasil kondisi tersebut membahayakan warga karena secara mendadak bisa hancur dan menghantam pemukiman.

"Jadi ini memungkinkan menutup pemukiman dan membuat dam alam yang membayakan warga," ujarnya.

Wisnu mengatakan bekas longsoran di Gunung Cyclops masih berbekas dan berbahaya sampai sekarang. Ia khawatir kondisi itu masih berpeluang menimbulkan longsoran lanjutan.

"Dua arah besar dari banjir bandangnya itu longsoran. Dari posisi lereng yang terjal itu pasti longsor," ungkapnya.

Tercatat sampai dengan Rabu (27/3) pukul 23.00 WIT, masih terdapat 5.597 orang atau 979 kepala keluarga (KK) yang mengungsi di 24 titik. Bencana ini terjadi Sabtu (16/3) pukul 18.00 hingga 23.30 WIT di Distrik Sentani, Distrik Waibu, Distrik Sentani Barat, Distrik Ravenirara, dan Distrik Depapre. Banjir bandang tersebut disebabkan akibat hujan deras di wilayah Pegunungan Cyclops yang sudah gundul.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement