Selasa 26 Mar 2019 16:07 WIB

Buka Pameran Produk Unggulan Narapidana, JK Goreskan Angka 1

Pameran Produk Unggulan Narapidana 2019 digelar di kantor Kemenperin.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Andri Saubani
Wakil Presiden Jusuf Kalla menggoreskan angka 'satu' saat menandai peresmian Pameran Produk Unggulan Narapidana tahun 2019 di Gedung Kementerian Perindustrian, Jakarta, Selasa (26/3).
Foto: dok. Istimewa
Wakil Presiden Jusuf Kalla menggoreskan angka 'satu' saat menandai peresmian Pameran Produk Unggulan Narapidana tahun 2019 di Gedung Kementerian Perindustrian, Jakarta, Selasa (26/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla membuka peresmian Pameran Produk Unggulan Narapidana 2019, di kantor Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Selasa (26/3). Namun, ada yang menarik, saat JK menggoreskan angka 1 sebagai tanda peresmian pameran yang diselenggarakan atas kerja sama Kemenperin dan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia itu.

Hal itu bermula usai JK memberi sambutan pembukaan, JK diminta oleh pembawa acara untuk menggoreskan tulisan apa pun di kanvas sebagai penanda peresmian pameran. Tak disangka, JK justru menggoreskan angka 1 di kanvas. Itu juga yang kemudian membuat Menteri Hukum dan HAM Yasonna H Laoly dan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto yang berada di panggung tertawa, diikuti seluruh peserta pameran yang hadir.

Dalam sambutannya, JK juga mengapresiasi terselenggaranya pameran produk unggulan narapidana binaan Lembaga Pemasyarakatan tersebut. Menurutnya, pembinaan-pembinaan memang dibutuhkan para narapidana untuk menjadi bekal ketika selesai menjalani hukumannya.

"Sekarang syukur bahwa sudah berbagai produksi yang dihasilkan oleh masyarakat kita yang dibina oleh lapas, bukan hanya untuk menghabiskan waktu tapi untuk membina masa depannya tapi juga bermanfaat untuk masyarakat lainnya," kata JK.

JK menilai, pembinaan dapat membuat para narapidana memiliki kemampuan dam keterampilan. Dengan begitu, itu dapat mencegah para narapidana kembali mengulangi perbuatannya saat keluar dari Lapas.

"Karena kalau masyarakat kita termenung hanya tiap hari di lembaga permasyarakatan melihat nasibnya yang tidak tentu tentu berakibat lain pada saat dia keluar nanti mungkin dia keluarkan menambah kejahatannya," katanya.

"Apalagi kalau tidak mempunyai kemampuan lapangan kerja tidak mempunyai pekerjaan tentu akan memperbesar," kata JK.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement