REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Isu dikibarkannya bendera Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) muncul saat Capres 01 Prabowo Subianto menggelar kampanye terbuka di Manado pada Ahad (25/3) lalu. Politikus para pendukungnya pun membantah kabar tersebut.
Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nur Wahid membantah adanya pengibaran bendera HTI itu. Menurut dia, yang dikibarkan adalah bendera tauhid. "Pertama bendera HTI apa sih? Itu kan yang selalu menjadi polemik, pihak Kemendagri sudah menyatakan jika bendera hanya tulisannya La illaha illallah itu bukan bendera HTI, kalau HTI di bawahnya ada tulisannya HTI," kata Hidayat saat ditemui di Kompleks DPR/MPR RI, Jakarta, Senin (25/3).
Menurut Hidayat, pada bendera berlafaz tauhid itu tidak tertera simbol ataupun kata HTI. Maka itu, bendera tersebut pun bukan merupakan bendera HTI. Sehingga, menurut Hidayat kabar dikibarkannya bendera HTI adalah hoaks.
"Tidak mungkin HTI itu terlibat, karena HTI mrnyatakan yang namanya pemilu kufur, jadi tidak mungkin ada bendera HTI. HTI sekali lagi bukan bendera dengan tulisan La illaha illallah saja, tapi dibawahnya ada tulisan Hizbut Tahrir Indonesia," kata Wakil Dewan Pembina BPN Prabowo Sandi itu.
Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon juga membantah kabar tersebut. Ia menegaskan bahwa bendera bertuliskan lafaz Tauhid itu adalah bendera Rasulullah, bukan bendera HTI. Maka itu, Fadli menilai, isu pengibaran bendera HTI itu adalah sekadar provokasi.
"Saya kira apa masalahnya di bendera Rasulullah (dibawa). Saya kira kalimat tauhid itu ajaran Islam, itu bukan PKI kalau lu bawa bendera PKI baru itu salah," ujar Fadli Zon.