REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Perum Bulog mulai mengeluarkan cadangan beras pemerintah (CBP) untuk korban terdampak bencana banjir di Jayapura. Beras yang dikirim ke Papua sebanyak 15 ton. Kuota tersebut bagian dari 100 ton CBP yang telah di siapkan untuk Kabupaten Jayapura dalam situasi tanggap darurat.
Direktur Operasiobal dan Pelayanan Publik Bulog, Tri Wahyudi Saleh, mengatakan, saat ini Bulog siap menyalurkan kapanpun dan dimanapun untuk menyalurkan stok cadangan. Masing-masing provinsi juga sudah disiapkan 200 ton dan 100 ton untuk setiap kabupaten/kota. “Ini untuk memenuhi kebutuhan tanggap darurat seperti bencana alam dan rawan pangan,” kata Tri dalam keterangannya, Kamis (22/3) malam.
Pihaknya memastikan kondisi gudang di daerah Jayapura dan sekitarnya dalam kondisi aman. Pengecekan gudang sudah dilakukan demi memastikan agar beras yang tersimpan tetap aman dari banjir. Namun, jika gudang terkenda banjir, maka Bulog memiliki gudang cadangan untuk memindahkan pasokan cadangan.
Tri mengatakan, stok beras CBP yang saat ini tersedia di gudang Bulog wilayah Papua dan Papua Barat sekitar 32 ribu ton. Angka itu, kata dia, aman untuk ketahanan stok beberapa bulan kedepan sehingga tidak perlu ada kekhawatiran masyarakat dan pemerintah daerah. “Beras tersebut siap disalurkan sebagai bantuan bagi masyarakat yang wilayahnya terkena dampak banjir,” ujarnya.
Adapun secara nasional, stok beras Bulog saat ini pada posisi lebih dari 1,8 juta ton. Gudang-gudang Bulog di seluruh Indonesia telah disiagakan untuk mengirim pasokan bila sewaktu-waktu dibutuhkan pemerintah.
Selain menyalurkan stok CBP, Bulog bersama Sekar Bulog Papua dan Papua Barat (Pabar), PT Jasa Prima Logistik Bulog cabang Papua dan Pabar serta KOPEL Divre Papua dan Pabar menyalurkan bantuan tahap pertama senilai Rp 44 juta berupa kebutuhan sandang dan pangan. Selain itu, bantuan tahap kedua dari CSR Bulog dengan nilai Rp 100 juta kepada korban terdampak banjir bandang di Jayapura.