Jumat 22 Mar 2019 10:23 WIB

NTB Petakan Potensi dan Mitigasi Bencana di Destinasi Wisata

Dua wisatawan Malaysia dan satu warga lokal meninggal akibat longsor saat gempa.

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Ratna Puspita
Gempa Lombok. Sejumlah tim SAR gabungan mengangkat jenazah wisatawan yang tertimpa longsoran batu saat terjadi gempa di air terjun Tiu Kelep, Desa Senaru, Kecamatan Bayan, Lombok Utara, NTB, Senin (18/3).
Foto: Antara
Gempa Lombok. Sejumlah tim SAR gabungan mengangkat jenazah wisatawan yang tertimpa longsoran batu saat terjadi gempa di air terjun Tiu Kelep, Desa Senaru, Kecamatan Bayan, Lombok Utara, NTB, Senin (18/3).

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Barat (NTB) akan melakukan mitigasi bencana di sejumlah destinasi wisata yang ada di NTB. Hal ini tak lepas dari peristiwa meninggalnya dua wisatawan Malaysia dan satu warga lokal akibat longsornya kawasan air terjun Tiu Kelep di Lombok Utara saat gempa melanda pada Ahad (17/3). 

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB Muhammad Rum mengatakan, sejatinya objek wisata Tiu Kelep tidak direkomendasikan untuk dikunjungi akibat dampak gempa yang melanda Lombok pada tahun lalu. "Sebenarnya Tiu Kelep tidak dibuka karena belum siap. Kemarin saya sudah diskusi dengan Kadispar (Kepala Dinas Pariwisata NTB) dan sudah ditutup lagi," ujar Rum di Lombok Barat, NTB, Jumat (22/3).

Baca Juga

Rum menyampaikan air terjun Tiu Kelep dan jalur pendakian Gunung Rinjani masih ditutup dari kunjungan wisatawan saat ini. Ia menambahkan, saat insiden di Tiu Kelep, rombongan wisatawan Malaysia dibawa oleh pramuwisata yang tidak memiliki lisensi resmi sehingga tidak mengetahui soal kondisi potensi bencana yang ada di destinasi wisata. 

"Sudah ada intruksi dari Pak Gubernur dan Ibu Wagub agar semua destinasi wisata dipastikan mitigasi bencana dan aman dari ancaman bencana," kata Rum. 

Selain potensi kerawanan bencana, lanjut Rum, Pemprov NTB juga akan memetakan destinasi wisata yang dinilai rawan bencana beserta langkah-langkah pemanganan darurat saat terjadi bencana. "Akan ada rambu-rambu, informasi tentang evakuasi, dan perkuatan infrastruktur di destinasi wisata, serta edukasi mitigasi bencana kepada para pramuwisata," ucap Rum. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement