REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengaku telah mendirikan posko kesehatan di Sentani, Papua. Posko kesehatan ini untuk mengantisipasi penyakit diare dan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) para pengungsi.
"(Posko kesehatan) sudah berdiri, jadi bahkan Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Anung Sugihantono dan Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes sudah ada di sana," kata Menteri Kesehatan (Menkes) Nila F Moeloek, di Jakarta, Rabu (20/3).
Ia menambahkan, para pengungsi banjir bisa saja menderita penyakit-penyakit seperti diare dan ISPA. "Makanya kami takut mereka mengalami penyakit itu (diare dan ISPA) karena mereka kan tinggal di pengungsian dan udara tidak bersih," katanya.
Moeloek menjelaskan, obat-obatan untuk penyakit tersebut dan makanan tambahan juga telah diberikan. Tak hanya itu, ia menyebut Kemenkes juga mengirim tim Kesehatan Lingkungan di tempat itu.
Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis korban jiwa yang meninggal dunia akibat bencana banjir di Sentani, Papua terus bertambah menjadi 89 jiwa hingga Selasa (19/3) pagi.
"Hingga Selasa (19/3) pagi, Posko Induk Tanggap Darurat mencatat total korban meninggal dunia sebanyak 89 orang yaitu 82 korban meninggal akibat banjir bandang di Kabupaten Jayapura dan tujuh korban meninggal dunia akibat tanah longsor di Ampera, Kota Jayapura," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Selasa.
Jumlah pengungsi pun kemarin terus bertambah. Banyak masyarakat yang memilih tinggal di pengungsian karena trauma dan takut terjadi banjir bandang susulan. Sutopo mengatakan, sedikitnya ada 6.831 orang pengungsi yang tersebar di 15 titik pengungsian.