Rabu 20 Mar 2019 03:30 WIB

Kuliner Desa Senteluk Bisa Menjadi Ikon Wisata Halal NTB

Kawasan wisata kuliner di Desa Senteluk, NTB, terletak di tepi Pantai Tanjung Bias.

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Reiny Dwinanda
Sekretaris Jenderal Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Anwar Sanusi.
Foto: Kemendes PDTT
Sekretaris Jenderal Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Anwar Sanusi.

REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK BARAT -- Desa Senteluk yang berada di Kecamatan Batulayar, Kabupaten Lombok Barat, disebut berpotensi menjadi ikon wisata halal di Nusa Tenggara Barat (NTB). Hal tersebut diungkapkan oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) Anwar Sanusi saat mengunjungi desa tersebut pada Senin (18/3).

"Saya mengapresiasi apa yang telah dilakukan kepala desa Senteluk," ujar Anwar.

Baca Juga

Anwar bersama rombongan sempat menikmati hidangan laut dengan bumbu khas Lombok yang terjamin kehalalannya dengan latar belakang pemandangan pinggir pantai yang menawan di Pantai Tanjung Bias yang berada di Desa Senteluk. Keberadaan wisata kuliner ini, menurutnya, bisa menyerap lapangan kerja dari kalangan pemuda desa.

Anwar berpandangan, keberadaan wisata kuliner Desa Senteluk dapat menjadi salah satu langkah nyata dalam upaya membangun desa. Deretan lapak kuliner di sepanjang Pantai Tanjung Bias akan memancing wisatawan untuk berkunjung ke desa wisata itu.

"Wisata kuliner Desa Senteluk bisa menjadi salah satu ikon wisata halal di NTB," kata Anwar.

Kepala Desa Senteluk Fuad Abdul Rahman mengatakan, kawasan wisata kuliner di tepi Pantai Tanjung Bias belum lama berdiri. Semula, ia gelisah melihat kawasan pantai yang kotor dipenuhi sampah. Semak belukar di pesisir juga membuat pantai ini terkesan tidak terurus.

Fuad kemudian mengajak seluruh masyarakat dan para pemuda untuk mengembangkan pusat wisata kuliner di pantai itu. Idenya disambut hangat oleh warga.

"Alhamdulillah, berkat tekad yang sama, pusat wisata kuliner ini bisa terbangun," ujar Fuad.

Fuad mengatakan, keberadaan wisata kuliner membawa dampak positif bagi desanya dengan membuka lapangan kerja bagi masyarakat sekitar. Fuad mengungkapkan, lapak kuliner yang ada di pantai itu tiap harinya tidak pernah sepi dari pengunjung dari Lombok Barat dan luar daerah.

"Sejak adanya gempa, banyak warga kami yang dirumahkan. Namun keberadaan wisata kuliner ini bisa menampung mereka," kata Fuad.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement