Selasa 19 Mar 2019 23:22 WIB

Pemkot Bandung Tekan Kasus Stunting dengan Beas Bereum

Beas Bereum merupakan singkatan dari Bekal Anak Sekolah Bergizi Enak dan Murah

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Andi Nur Aminah
Anak-anak yang mengalami stunting cenderung bertubuh kerdil
Foto: BBC
Anak-anak yang mengalami stunting cenderung bertubuh kerdil

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Angka kasus masalah gizi kronis atau stunting di Kota Bandung masih cukup tinggi. Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung melalui Dinas Kesehatan Kota Bandung (Dinkes) pun berupaya menekan kasus stunting. Salah satunya dengan menggulirkan program Beas Bereum.

Kepala Dinkes Kota Bandung Rita Verita mengatakan Beas Bereum adalah program yang merupakan singkatan dari Bekal Anak Sekolah Bergizi Enak dan Murah (Beas Bereum). Program menyasar kepada murid Sekolah Dasar (SD) sebagai upaya menekan kasus stunting di Kota Bandung.

Baca Juga

"Kegiatan ini adalah di mana anak sekolah SD diwajibkan membawa bekal makanan yang mengacu pada gizi seimbang," kata Rita di Balai Kota Bandung, Selasa (19/3).

Rita menuturkan, selama ini masih banyak orangtua yang membawakan bekal makanan untuk anaknya yang tidak tercukupi gizinya. Bahkan tak sedikit yang membawakan makanan cepat saji yang lauk pauknya belum sesuai takaran gizi.

Ia mengungkapkan, dengan Beas Bereum ini setiap anak harus membawa bekal seduai dengan takaran gizi seimbang. Pemahamam gizi seimbang ini yang akan disosialisasikan pada orangtua murid.

"Contoh yang dibawa dalam satu piring sesuai gizi seimbang itu dibagi empat bagian. Sepertiganya makanan pokok seperti nasi, kentang. Sepertiganya sayuran, sepertiganya lagi dibagi dua jadi seperenam lauk dan seperenamnya buah-buahan," tuturnya.

Menurutnya memang kesulitan membawa bekal dengan gizi seimbang tak lepas juga dari anak yang tidak suka memakan sayuran. Karenanya lewat program ini diharapkan menjadi upaya mengubah pola makan anak.

Ia menyebutkan para orangtua akan diberi pemahaman berkaitan gizi yang seimbang untuk mememenuhi kebutuhan nutrisi anak. Sehingga bisa diaplikasikan bagaimana meramu bekal agar anak mau makan.

"Untuk ke anak-anaknya kami minta bantuan dari guru dan petugas gizi puskesmas untuk menyampaikan kepada anak agar mau makan makanan sesuai gizi seimbang," ujarnya.

Program Beas Bereum akan mulai bergulir April mendatang. Sebanyak 21 SD telah siap menjadi proyek percontohan program ini. Sekolah ini akan dipantau dan diawasi agar program tak hanya sekadar diresmikan tapi juga dijalankan.

"21 sekolah ini sebagai pilot project yang akan dipantau melalui petugas gizi di Puskesmas juga melalui guru-gurunya. Sehingga betul-betul dilihat kalau masih ada yang kurang seimbang akan diarahkan. 21 sekolah ini akan diseragamkan dipantaunya saat membuka bekal sekolah pada istirahat," tambahnya

Ia mengatakan anak sekolah menjadi sasaran program ini karena merupakan generasi penerus bangsa. Mereka harus disiapkan dengan baik kemampuan dan tumbuh kembangnya. Dengan gizi yang baik, kata dia, tentu akan berpengaruh pada kemampuan prestasi di sekolah.

Menurutnya anak SD masih butuh akan nutrisi untuk tumbuh kembangnya. Sehingga kasus masalah gizi kronis yang menyebabkam kekerdilan juga bisa ditekan.

"Memang kalau stunting itu yang baik pencegahannya adalah 1.000 hari kehiduoan pertama sejak dalam perut ibunya. Tapi untuk berkembang anak juga butuh gizi yang baik. Kalau sudah terkena stunting tapi masih ringan maka digenjotlah gizinya sehingga mungkin bisa naik tinggi badannya," tuturnya.

Ia menyebutkan berdasarkan data yang dimilikinya, kasus stunting di Kota Bandung berada pada angka 25,8 persen dari jumlah balita yang ada. Tercatat ada sekitar 200 ribuan balita yang berarti penderita stunting memcapai 51 ribuan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement