REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Jusuf Kalla, ikut berbicara soal kasus korupsi yang menjerat
mantan ketua umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy. Menurut JK, uang yang diduga hasil korupsi Romi terlalu sedikit untuk dana kampanye.
"Kalau ini cuma (sekitar) Rp 200 juta, saya kira ya banyak sih, tapi untuk dana kampanye itu dibutuhkan jauh lebih banyak. Pastilah, apalagi musim-musim begini, orang menyumbang," kata JK di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Selasa (19/3).
Terkait keterlibatan dua menteri agama dari partai politik dalam kasus korupsi, Wapres mengira ada hubungannya. Namun ia tak mau berspekulasi lebih jauh dan menyerahkan sepenuhnya sesuai hukum.
"Dari 10 menteri agama (yang pernah ada di Indonesia), hanya dua yang dari partai. Ya kalau dihubung-hubungkan, dan dua-duanya kena (kasus korupsi), tentu juga ada kecurigaan juga memang, bahwa di sini ada pengaruhnya," ujarnya.
Romi terjaring operasi tangkap tangan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Jumat (15/3) di Sidoarjo, Jawa Timur. Ia ditahan bersama dengan dua pejabat kepala kantor wilayah Kemenag Jawa Timur Haris Hasanudin dan Muhammad Muafaq Wirahadi sebagai Kakanwil Kemenag Gresik.
Dalam operasi tersebut, KPK mengamankan uang tunai senilai Rp156,7 juta. Berdasarkan hasil pemeriksaan saat itu, Rommy diduga telah menerima uang sejumlah Rp300 juta dari dua kakanwil wilayah Jatim tersebut.
KPK juga akan memanggil Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin setelah penyidik menggeledah ruang kerjanya dan menyita uang senilai Rp180 juta dan 30 ribu dolar AS.