REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Humas Badan Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Mataram I Gusti Lanang Wiswananda mengatakan, korban meninggal dunia akibat longsor karena gempa di air terjun Tiu Kelep, Lombok Utara, sebanyak tiga orang. Korban terdiri dari satu remaja lokal dan dua warga negara asing (WNA).
"Korban meninggal yakni Tommy (14) dari Senaru, Lombok Utara, dan Tai Sieu Kim (56) dari Malaysia. Satu lagi dari Malaysia belum diketahui identitasnya," ujar Lanang di Mataram, NTB, Ahad (17/3).
Lanang menyampaikan satu korban meninggal asal Malaysia yang belum diketahui identitasnya belum bisa dievakuasi. Kata Lanang, proses evakuasi dihentikan sementara waktu mengingat kondisi cuaca di lokasi sedang hujan. Keputusan ini diambil untuk menghindari kemungkinan longsor susulan.
"Besok kami susuri lagi jalur-jalur yang menuju air terjun untuk memastikan kembali apakah ada atau tidaknya korban lain," kata Lanang.
Lanang menambahkan, selain tiga korban meninggal dunia, Basarnas Mataram mendata sekitar 21 korban luka yang terdiri atas 14 warga Malaysia dan 7 warga Lombok.
"Para korban yang selamat sudah dibawa ke Puskesmas Bayan," ucap Lanang.
Kepala Bagian Humas Pemerintah Kabupaten Lombok Utara Mujaddid Muhas memperkirakan terdapat sekira 40 wisatawan, baik dari Malaysia dan juga lokal yang sedang berada di objek wisata air terjun Tiu Kelep saat gempa terjadi.
"Angka pastinya belum kami ketahui karena sedang dalam proses pendataan," ucap Mujaddid.
Mujaddid menyampaikan belasan warga Malaysia yang sudah dievakuasi mendapatkan perawatan di rumah sakit umum daerah (RSUD) Tanjung di Lombok Utara. Dari belasan warga Malaysia tersebut, empat warga di antaranya dirujuk ke RSUD Provinsi NTN di Mataram untuk mendapatkan pelayanan medis lebih lanjut.
"Awalnya korban yang sudah dievakuasi dirawat di puskesmas Bayan, namun dirujuk ke RSUD Tanjung. Empat warga Malaysia dari RSUD Tanjung dirujuk ke RSUD Provinsi NTB," kata Mujaddid menambahkan.