Ahad 17 Mar 2019 18:44 WIB

Gempa Guncang Lombok, 40 Wisatawan Jadi Korban

Gempa yang mengguncang Lombok terjadi dua kali pada sore hari

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Nidia Zuraya
Gempa bumi (ilustrasi)
Gempa bumi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Kepala Bagian Humas Pemerintah Kabupaten Lombok Utara  Mujaddid Muhas mengatakan terjadinya longsor di kawasan air terjun Tiu Kelep, Senaru, Lombok Utara akibat gempa yang melanda Lombok pada Ahad (17/3) sore.

Mujadid menyampaikan sekira 40 wisatawan yang berasal dari Malaysia dan domestik menjadi korban dalam kejadian tersebut. Akibat kejadian longsor tersebut, kata Mujadid, dua orang dilaporkan meninggal dunia dan lainnya mengalami luka-luka yang dirawat di Puskesmas Bayan.

Baca Juga

"Soal data korban meninggal dunia belum teridentifikasi," ujar Mujadid.

Mujadid menambahkan, BPBD dan Dinas Kesehatan Pemda KLU telah menerjunkan empat ambulans ke lokasi kejadian bersama personel dan paramedis.

"Hingga saat ini baru lima orang yang berhasil dievakuasi," kata Mujadid.

Sebelumnya, warga Lombok kembali dikagetkan dengan gempa pada Ahad (17/3). Gempa terjadi dua kali pada pukul 15.07 WITA dengan kekuatan magnitudo 5,4 dan kekuatan magnitudo 5,1 pada pukul 15.09 WITA.

Kepala Stasiun Geofisika Mataram Agus Riyanto mengatakan episenter gempa berlokasi di darat pada jarak 20 km arah utara Kota Selong, Kabupaten Lombok Timur, dengan kedalaman 19 km.

"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, tampak bahwa gempa ini termasuk dalam klasifikasi gempabumi dangkal akibat aktivitas sesar lokal di sekitar Gunung Rinjani. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempabumi ini dipicu oleh penyesaran turun," ucap Agus.

Agus menyebutkan guncangan gempa dirasakan di daerah Lombok Utara IV MMI, Lombok Timur, Lombok Barat, Lombok Tengah, Mataram, dan Sumbawa III-IV MMI; Karangasem III-IV MMI, Denpasar III MMI, dan Kuta III MMI.

"Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa tidak berpotensi tsunami," kata Agus.

Agus menambahkan, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya tiga aktivitas gempabumi susulan. Dia mengimbau masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement