REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan, larangan terbang pesawat jenis Boeing 737 MAX 8 yang dioperasikan oleh maskapai penerbangan di Tanah Air dilakukan untuk menjaga keselamatan dan keamanan penumpang. Menurut dia, keselamatan dan keamanan penumpang merupakan hal yang paling utama yang harus diperhatikan.
"Paling penting keselamatan keamanan penumpang harus dinomorsatukan. Harus dinomorsatukan," kata Jokowi seusai meninjau Indonesia Infrastructure Furniture Expo di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Rabu (13/3).
Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya meminta agar pesawat jenis Boeing ini dikandangkan untuk sementara waktu. Langkah itu dilakukan untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan terkait jenis pesawat tersebut.
"Untuk sementara kita grounded dulu, sampai ada klarifikasi kasus jatuhnya pesawat Ethiopian Airlines," jelas Menhub, Selasa (12/3) kemarin.
Kendati demikian, ia mengaku tak bisa memastikan berapa lama larangan pesawat jenis Boeing tersebut dilarang beroperasi. Menhub juga telah menugaskan Dirjen Perhubungan Udara untuk mencari tahu apa yang menyebabkan jatuhnya pesawat Boeing 737 MAX 8 yang dioperasikan Ethiopian Airlines.
Menurut dia, hingga saat ini terdapat 11 unit pesawat jenis Boeing 737 MAX 8 yang dioperasikan di Tanah Air. Sepuluh unit di antaranya dioperasikan Lion Air, sedangkan satu pesawat dioperasikan Garuda Indonesia.
Pesawat jenis Boeing 737 MAX 8 mengalami beberapa peristiwa di sejumlah negara. Pesawat jenis ini pernah jatuh di Indonesia pada 29 Oktober 2018 silam, yakni pesawat dengan nomor penerbangan JT610 dengan rute Jakarta-Pangkal Pinang yang diperasikan maskapai Lion Air. Sebanyak 181 penumpang dan delapan awak pun menjadi korban.
Kemudian pada 16 Desember 2018, pesawat Boeing 737 MAX 8 yang dioperasikan maskapai Norwegian Air dengan rute Dubai (UEA)-Oslo (Norwegia) juga mengalami masalah pada mesin sehingga harus mendarat darurat di Shiraz, Iran. Tak ada korban jiwa dan terluka dalam penerbangan ini.
Dan terakhir, pesawat dengan jenis yang sama yang dioperasikan oleh maskapai Ethiopian Airlines dengan nomor penerbangan ET302 jatuh enam menit setelah lepas landas. Jatuhnya pesawat dengan rute Addis Ababa (Ethiopia)-Nairobi (Kenya) itu pun menyebabkan adanya korban sebanyak 149 penumpang dan delapan awak.