Selasa 12 Mar 2019 20:55 WIB

Wali Kota Bandung: Tidak Ada Monopoli Uji Coba Carpooling

Semua pelaku jasa transportasi umum dapat ikut serta dalam program carpooling

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Esthi Maharani
Program Carpooling ASN di Kota Bandung Mulai Diuji Coba
Foto: Dok Dishub
Program Carpooling ASN di Kota Bandung Mulai Diuji Coba

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Wali Kota Bandung, Oded M. Danial memastikan tidak ada monopoli dalam uji coba program transportasi bersama alias carpooling. Semua pelaku jasa transportasi umum dapat membuat program serupa sebagai upaya meningkatkan penggunaan kendaraan umum.

“Saya berharap sebagai kepala daerah, kalau semua komunitas, semua instrument di Kota Bandung bisa berkolaborasi kenapa tidak? Itu lebih bagus,” kata Oded dalam siaran persnya.

Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bandung mulai mengujicoba program carpooling. Lewat program ini Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Dishub Kota Bandung diwajibkan berbagi kendaraan untuk berangkat kerja.

ASN Dishub Kota Bandung merasakan manfaat atas hadirnya program carpooling ini. Dengan carpooling ASN bisa lebih efektif berangkat kerja. Salah satu ASN Dishub, Hasanuddin mengatakan dirinya dan kawan-kawan menilai ada sisi positif dari carpooling.

"Kelebihannya kita bisa sama-sama bareng yang tadinya nggak bisa komunikasi sama teman-teman kita bisa bareng bercengkarama. Rencana yang mau dibicarakan hari itu bisa dibicarakan," kata Hasan di Balai Kota Bandung, Selasa (12/3).

Ia mengatakan dengan menggunakan kendaraan bersama-sama jauh lebih efektif dari kendaraan pribadi. Selain meminimalisasi jumlah kendaraan, para ASN juga bisa berangkat lebih pagi dari waktu biasanya.

Menurutnya, jika menggunakan kendaraan sendiri-sendiri biasanya pegawai berangkat sesukanya. Namun dengan metode harus berkumpul di satu titik kumpul maka mereka komitmen berangkat lebih pagi.

"Soal waktu memang lebih efektif yang biasa berangkat jam setengah 8. Tapi karena kesepakatan waktu ditentukan, otomatis dari rumah masing-masing kita bisa hitung jam 6 sudah kumpul," ujarnya.

Selain manfaat, ia menilai memang masih ada kekurangan dari carpooling ini. Yakni para penumpang harus berkumpul di satu titik. Belum bisa dijemput di rumah masing-masing.

"Kekurangannya ya mau nggak mau harus berangkat dari titik kumpul. Kadang yang belum terbiasa harus berangkat lebih pagi. Itu saja kendalanya kalau nggak tepat waktu ditinggal," jelasnya.

Kepala Dishub Kota Bandung Didi Ruswandi menambahkan pihaknya membuka peluang kerjasama carpooling untuk instansi lain. Ia tertarik menjajaki kembali kerjasama carpoolimg dengan sekolah. Tujuannya sama, untuk meminimalisir kendaraan pribadi dengan beralih ke transportasi massal.

"Kemarin kita pernah datangi, misalnya  ke SMP muhammadiyah. Kemudian kepala sekolahnya masih semangat meminta ajaran baru bisa dicoba untuk angkatan baru," kata Didi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement