REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya meluncurkan kebijakan baru, yakni pejabat di lingkup Pemkot Surabaya mau menjadi orang tua asuh bagi anak-anak yatim. Para pejabat Pemkot itu akan menanggung uang sekolah, uang saku, dan uang makan anak yatim.
Sementara, anak yatim yang dipilih berasal dari tiga kawasan eks lokalisasi, yaitu eks lokalisasi Sememi, Putat Jaya, dan Krembangan. Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan, program ini muncul setelah mengetahui, masih banyak anak-anak yang mempunyai masalah dan saat ini menjadi anak yatim piatu.
Sebagian dari anak-anak itu ikut saudaranya, atau diasuh oleh nenek-neneknya. “Nah, anak-anak ini tentunya membutuhkan uang untuk sekolah. Kadang mereka juga minder saat tidak punya uang saku untuk sekolah, makanya kita perlu bantu,” kata Risma di Surabaya, Sabtu (9/3).
Risma menjelaskan, tujuan utama program orang tua asuh ini untuk memberikan kesempatan yang sama kepada anak-anak yatim piatu di Surabaya. Dengan demikian, mereka bisa berhasil dan sukses seperti anak-anak lainnya.
Perempuan kelahiran Kediri itu pun meyakini, anak-anak yang dibantu para pejabat Pemkot Surabaya ini akan berhasil. “Jadi, kita harus selalu optimistis dan jangan pernah pesimistis. Jangan karena anak yatim kita merasa tidak bisa sukses. Tunjukkan kepada kami bahwa kalian juga berhak sukses dan berhasil,” ujar Risma.
Risma juga memberikan motivasi kepada anak-anak yatim piatu yang mendapatkan orang tua asuh. Ia meminta supaya anak-anak itu tidak malu dan tidak minder kalau hanya tidak punya sepatu bagus dan tas bagus.
Sebab, hal itu tidak berhubungan dan tidak ada kaitannya dengan kepintaran dan kesuksesan. "Mulai sekarang maju terus meskipun sepatu kalian jelek dan baju kalian jelek, karena bukan itu yang menjadikan kalian sukses dan berhasil. Kalian bisa sukses karena kemauan kalian, bukan orang lain,” kata Risma
Wali kota perempuan pertama di Kota Surabaya itu juga memberikan pencerahan kepada para pejabat Pemkot Surabaya yang telah bersedia menjadi orang tua asuh. Risma mengingatkan, mereka tidak akan menjadi miskin hanya karena membantu anak yatim.
"Mudah-mudahan yang teman-teman lakukan ini bisa membantu mereka. Saya tidak bisa membalas apa-apa dan yakinlah bahwa anak-anak ini akan mendoakan teman-teman,” ujar Risma.
Kepala Bidang Keagamaan dan Swadaya Sosial, Dinas Sosial Surabaya M Januar Rizal mengatakan, hingga saat ini ada 154 pejabat Pemkot Surabaya yang menjadi orang tua asuh bagi 163 anak yatim. Setiap bulan, anak-anak yatim piatu ini mendapatkan bantuan uang makan, uang saku, dan uang sekolah yang langsung masuk ke rekening mereka masing-masing.
Dana tersebut berasal dari uang pribadi para pejabat dimaksud. “Nah, jumlah anak yatimnya memang lebih banyak karena ada pejabat yang menjadi orang tua asuh bagi satu sampai tiga anak. Bantuan dari pejabat ini langsung masuk ke rekening anak yatim ini, namanya auto debit,” kata Januar.
Januar memastikan, sementara ini memang mengkhususkan bagi anak-anak yang ada di kawasan eks lokalisasi seperti eks lokalisasi Sememi, Putat Jaya (Dolly), dan Krembangan. Kendati demikian, ia mengaku tidak menutup kemungkinan program ini akan terus berkembang hingga mencakup anak yatim di seluruh Kota Surabaya.
“Anak-anak yatim ini umurnya mulai 3 sampai sebelum 18 tahun. Program ini berbeda dengan program permakanan untuk anak yatim. Kalau program permakanan untuk anak yatim saat ini sudah mencapai 4 ribuan lebih,” kata dia.