Jumat 08 Mar 2019 00:13 WIB

Banjir Sudah Mengganggu Perekonomian Warga Kabupaten Bandung

BPBD mengusulkan perubahan status menjadi tanggap darurat.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Andri Saubani
Warga menggunakan perahu melintasi banjir di Jalan Raya Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis (7/3/2019).
Foto: Antara/Novrian Arbi
Warga menggunakan perahu melintasi banjir di Jalan Raya Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis (7/3/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, SOREANG -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung mengusulkan perubahan status bencana banjir, longsor dan angin puting beliung dari status siaga bencana menjadi tanggap darurat. Hal itu mengingat banjir yang semakin meluas dan melumpuhkan perekonomian warga setempat.

"Sudah diusulkan (status bencana siaga menjadi tanggap darurat), nanti kalau sudah ditandatangani (Bupati dan Sekda) maka turun keputusan," ujar Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bandung, Sudrajat seusai rapat koordinasi antar instansi membahas permasalahan banjir, Kamis (7/3).

Ia mengungkapkan, berdasarkan hasil rapat tersebut, para instansi yang terdiri dari BPBD, Dinas Pemadam Kebakaran, OPD terkait sepakat mengusulkan status siaga bencana menjadi status tanggap darurat. Hal itu disebabkan banjir sudah menganggu perekonomian warga.

Menurutnya, kondisi banjir di tiga kecamatan yaitu Baleendah, Bojongsoang dan Dayeuhkolot masih terendam banjir. Ia mengatakan, jika perkembangan banjir besok, Jumat (8/3) masih sama maka status perubahan bencana akan segera diteken.

Sementara itu, di tujuh kecamatan lainnya sudah berangsur membaik. Banjir surut dan akses lalu lintas kembali berjalan normal. "Khusus tujuh kecamatan sudah surut dan lancar dan tiga kecamatan masih banjir. Jika perkembangan sampai besok masih sama pasti pak bupati merestui," katanya.

Hujan deras yang terjadi Rabu (6/3) siang hingga malam menyebabkan banjir di tiga kecamatan yaitu Kecamatan Baleendah, Bojongsoang dan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung semakin meluas. Bahkan, di wilayah Majalaya banjir sempat menutup akses jalan, pemukiman dan tempat bermain anak.

Berdasarkan pantauan, jika Rabu (6/3) akses jalan Dayeuhkolot-Baleendah masig bisa dilewati. Namun, Kamis (7/3) pagi, akses jalan terputus di sejumlah titik. Di jalan Cisirung, akses jalan terendam banjir. Namun masih bisa dilewati kendaraan roda dua dan roda empat yang memaksa lewat.

Sementara di jalan Moch Toha-Dayeuhkolot di depan Pabrik Metro, akses jalan terendam banjir dan tidak bisa dilewati kendaraan kecuali delman dan perahu. Dampaknya, kendaraan dari arah Bandung mengalami kepadatan tepat di jalur Palasari, Dayeuhkolot.

Kemudian di jalan Dayeuhkolot-Baleendah, tepatnya di depan pasar Dayeuhkolot, akses jalan terputus dan tidak bisa dilewati kendaraan. Termasuk dijalan Siliwangi perbatasan Dayeuhkolot-Baleendah dan di jalan Andir-Katapang.

Kendaraan roda dua dan empat yang hendak melintas harus melewati jalan Bojongsoang yang sebagian terendam banjir. Volume kendaraan yang bertambah membuat padat arus lalu lintas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement