REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengklaim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) yang terdampak bencana hidrometeorologi, termasuk banjir, telah mengantisipasi semakin meluasnya bencana tersebut. Upaya yang dilakukan yaitu mengingatkan masyarakat hingga penguatan sistem peringatan dini (EWS).
"Sementara ini semua BPBD daerah yang terdampak (banjir dan bencana hidrometeorologi) sudah mengantisipasinya dengan mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan selalu mengutamakan keselamatan," ujar Kasubdit Tanggap Darurat BNPB Budhi Erwanto saat dihubungi Republika, Kamis (7/3).
Kemudian, ia menyebut BPBD di wilayah yang selalu terdampak bencana itu juga sudah mengupayakan penguatan sistem informasi dan peringatan dini atau early warning system (EWS) seperti pemantau ketinggian air, deteksi getaran/ longsoran. Tak hanya itu, ia mengklaim BPBD daerah tersebut juga telah memperingatkan pemerintah daerah-daerah (pemda) tersebut.
Hasilnya, ia mengklaim sebagian pemda sudah membuat sistem peringatan dini yang bermanfaat untuk mengantisipasi dampak yang lebih luas, serta mendekatkan depologistik untuk memenuhi kebutuhan dasar warga terdampak. "Diharapkan pemda tetap menjadi yang terdepan dalam penanganan bencana," katanya.
Kendati demikian, ia menegaskan BNPB tetap melakukan pemantauan dan penguatan upaya-upaya yang telah dilakukan BPBD daerah tersebut untuk semakin efektifnya antisipasi. Sebelumnya, Kepala Bagian Humas BMKG Akhmad Taufan Maulana mengimbau kepada masyarakat agar tetap waspada pada periode awal Maret, khususnya dampak dari potensi curah hujan tinggi yang dapat memicu bencana hidrometeorologi.
"Kondisi ini dapat meningkat hingga pertengahan Maret 2019," ujarnya saat dihubungi, Kamis (7/3).
Ia menyebut wilayah-wilayah yang berpotensi hujan lebat antara lain Sumatra Barat, Jambi, Bengkulu, Sumatra Selatan, Lampung. Kemudian di Jawa yaitu di Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur. Kemudian di Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT). Kemudian di Kalimantan yaitu Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan. Di Pulau Sulawesi yaitu Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Maluku, Papua Barat, dan Papua.
Selain curah hujan yang diperkirakan meningkat di wilayah-wilayah itu, ia mengingatkan potensi gelombang tinggi 2,5 hingga 4 meter yang diperkirakan terjadi di perairan-perairan seperti Perairan Selatan Jawa Tengah hingga Jawa Timur, Selat Bali bagian Selatan, Samudera Hindia Barat Kepulauan Mentawai hingga Lampung, Samudera Hindia Selatan Pulau Jawa hingga Bali.