REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani menyatakan dukungannya terhadap gerakan masyarakat dalam upaya pelestarian sarung sebagai salah satu model pakaian resmi Indonesia. Menko Puan dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Ahad (3/3) mengatakan, sarung dapat menjadi busana resmi untuk nasional yang dapat dikenakan paling tidak satu kali dalam seminggu.
"Selain batik, sarung tentu bisa jadi pilihan lain dalam kita berbusana resmi. Sarung juga bisa dipadupadankan dengan busana lain," katanya.
Selama ini, sarung sudah menjadi busana resmi sehari-hari, seperti di lingkungan pondok pesantren. Selain ruguntuk menjalankan ibadah shalat, sadan kegiatan lain di masjid.
Menurut Puan, sarung adalah kekayaan Indonesia yang hampir setiap daerah memilikinya. "Dengan memakai sarung, kita bisa bangga sekaligus menunjukkan kekayaan budaya Indonesia di samping memang dapat mengangkat penghasilan para perajin dan pelaku UMKM yang memproduksi sarung. Ini yang harus selalu kita dukung," tambahnya.
Ketua Umum Panitia Pelaksana Festival Sarung Indonesia yang diselenggarakan di Senayan, IGK Manila mengatakan sarung merupakan salah satu budaya dan memiliki sejarah panjang yang menyertai bangsa ini. Hampir di berbagai pelosok Indonesia menggunakan sarung untuk berbagai keperluan baik ritual ibadah, upacara adat ataupun busana sehari-hari.