REPUBLIKA.CO.ID, BANJAR -- Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 01 KH Maruf Amin mengaku, dirinya mendapat julukan 'Kiai Jarum Super' selama masa kampanye Pilpres 2019. Hal itu karena padatnya jadwal kampanye yang harus dijalaninya.
Kiai Maruf menceritakan lebih merasa nyaman saat menjabat Rais Aam PBNU dan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI). Sebab, ia bisa lebih santai saat bertugas di luar kota tanpa pemadatan jadwal. Namun kenyamanan ini sirna saat berkampanye.
"Kalau sekarang jadi cawapres, kayak supir taksi ngejar setoran, muter. Sampai saya disebut kiai 'jarum super' alias jarang di rumah suka pergi. Muter terus," kelakar Kiai Maruf yang disambut tawa dari ribuan kader NU, yang menghadiri kegiatan Munas dan Konbes PBNU di Kota Banjar, Rabu (27/2).
Kiai Maruf sempat mengulas kembali dinamika pemilihan cawapres Jokowi menjelang pendaftaran ke KPU pada September 2018 lalu. Ia menegaskan, NU tak pernah mengancam Jokowi perihal posisi cawapres.
"PBNU tidak meminta apalagi mengancam. Pak Jokowi minta cawapres, kalau ada yang cerita bahwa PBNU mengancam, enggak ada itu," tegasnya.
Mantan Wantimpres tersebut menyatakan NU bukan lembaga yang mengintimidasi. Hanya saja, ia mengkonfirmasi NU memang menawarkan pilihan kepada Jokowi agar memilih cawapres kader NU. Alasannya, bila Jokowi memilih kader NU, maka NU berkomitmen mati-matian memenangkan Jokowi dan kader NU yang jadi pendamping Jokowi itu.
"Orangnya (Pak Jokowi) boleh pilih ketum PB NU Kiai Said, boleh Kader NU ketum PKB Pak Muhaimin, kader NU ketum PPP,Pak Romahurmuzi. Kader NU yang profesional Pak Mahfud, boleh juga yang Rais Aam Kiai Ma'ruf Amin. Eh, tau-tau saya terakhir kok malah dipilih," katanya.
Diketahui, Kiai Ma'ruf Amin tengah melaksanakan rangkaian safarinya selama lima hari nonstop di Provinsi Jawa Barat (25 Februari-1 Maret 2019). Esok, ia akan mengunjungi Kabupaten Pangandaran.