REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid menyayangkan aksi penolakan cawapres 02 Sandiaga Uno di Tabanan, Bali pada Ahad (24/2) lalu. Menurut Wakil Dewan Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu seharusnya timses Joko Widodo menegur simpatisan yang menolak Sandi itu.
"Seharusnya dari pihak TKN (Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf) harusnya menegur. Jangan sampai kemudian terjadi pembelahan semacam ini. Coba kalau ini kemudian balas membalas, jadi apa Indonesia?" kata Hidayat di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (25/2).
Hidayat menuturkan, Sandiaga memenuhi syarat dan atau perizinan yang diperlukan untuk melakukan kunjungan. Ia menamabhkan alasan bahwa basis tujuan kunjungan Sandi adalah pemilih Capres 02 Joko Widodo seharusnya tidak tepat.
"Harusnya justru seperti yang diberlakukan di tempat lain, mereka datang kemudian dihormati. Bahwa pilihannya berbeda ya tidak masalah. Tapi saling menghormati, ini yanh sesungguhnya sangat dipentingkan," ujar Hidayat.
Tindakan penolakan itu, kata Hidayat justru mencerminkan perilaku yang tidak demokratis. Hidayat pun menegaskan, pihak Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi tidak akan pernaha melakukan penolakan bilamana Jokowi maupun Ma'ruf Amin melakukan kunjungan ke wilayah basis pemilih prabowo.
"Akan tetap dihormati siapa pun yang akan berkampanye. Pilihan boleh berbeda, tetapi tidak perlu kemudian saling menolak dan melarang tidak boleh masuk. Karena kalau begini caranya sekali lagi seolah-olah pemilu sudah selesai, kan padahal pemilu belum apa-apa. Ini kan namanya kampanye," ujar dia.
Calon wakil presiden nomor urut 02, Sandiaga Uno, membatalkan kunjungannya ke Desa Pakraman Pagi, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan. Ia membatalkan rencana itu untuk menjaga suasana kondusif karena sebelumnya beredar adanya surat penolakan kunjungannya.
"Saya ingin pastikan kondisi Bali kondusif. Karena pariwisata itu membutuhkan situasi politik dan keamanan yang stabil. Jadi, kehadiran saya ke sini (Bali) kan atas undangan masyarakat Tabanan. Kalau masyarakat lain ada yang berkeberatan tentunya kita hormati," kata Sandi, Ahad (24/2).
Dua hari sebelum kunjungan Sandiaga Uno ke Bali, beredar surat pernyataan dari Desa Pakraman Pagi, Desa Senganan, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan yang ditandangani Bendesa Adat Pakraman Pagi I Wayan Yastera, Kelian Adat Banjar Pagi I Nyoman Subagan dan I Wayan Sukawijaya dengan tembusan Perbekel (Kepala Desa) Senganan dan Kapolsek Penebel.
Isi surat pernyataan itu menolak kedatangan Sandiaga Uno karena mereka sudah memilih capres 01 dan calon legislatif dari PDI-P. Sandiaga pun menyatakan dia menghormati keputusan itu dan ingin suasana Bali tetap kondusif karena pariwisata membutuhkan situasi politik dan keamanan yang stabil.