REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo menyatakan infrastruktur untuk akses internet dalam beberapa waktu ke depan akan semakin kuat. Infrastruktur ini akan dapat mendukung pelaku bisnis mengembangkan usahanya.
"Berbagai proyek akan semakin memperkuat infrastruktur untuk akses internet," kata Jokowi dalam pidato saat Konvensi Rakyat Optimis Indonesia Maju di Sentul International Convention Center, Bogor, Jawa Barat, Ahad (24/2) malam.
Menurut mantan gubernur DKI Jakarta itu, dengan perkuatan infrastruktur untuk akses internet maka seluruh rakyat dan pelaku usaha di pelosok Indonesia dapat berbisnis, berjejaring, dan membuka wawasan global. "Inilah kesetaraan Indonesia dengan kemajuan dunia maka kita harus optimis setara dengan kemajuan dunia," katanya.
Terbukanya akses internet, menurut dia, merupakan wujud demokratisasi teknologi dan kesetaraan kemajuan. Ia menyebutkan dari Sabang sampai Merauke, dari Pulau Miangas sampai Pulau Rote akan memilikinya sepenuhnya infrastruktur yang mendukung akses internet yang cepat.
"Pembangunan Palapa Ring hampir selesai, Palapa Ring Barat dan Palapa Ring Tengah sudah 100 persen beroperasi, 91 persen Palapa Ring di wilayah timur telah berjalan dan pada pertengahan tahun 2019 ini sudah akan mencapai 100 persen," katanya.
Menurut Jokowi, Indonesia juga telah memiliki Satelit Telkom, dan baru baru ini pihak awasta meluncurkan Satelit Nusantara I. "Ini akan semakin memperkuat infrastruktur untuk akses internet. Dengan demikian seluruh rakyat dan pelaku usaha di pelosok Indonesia dapat berbisnis, dapat berjejaring, dapat membuka wawasan global," tegasnya.
Menurut capres pejawat itu, dengan infrastruktur yang semakin kuat terbangun maka peluang kerja akan semakin banyak tercipta. "Ini adalah satu jawaban bagi para pencari kerja di Indonesia. Namun kita masih perlu meningkatkan kualitas ketrampilan para pekerja kita," katanya.
Pemerintah telah meluncurkan berbagai program vokasi, salah satunya mendirikan balai latihan kerja (BLK) komunitas di pesantren-pesantren untuk meningkatkan keterampilan santri. "Tahun 2017 hanya 50 BLK komunitas, 2018 100 BLK komunitas dan 2019 ini kita targetkan 1.000 BLK komunitas dan 2020 kita targetkan 3.000 BLK harus terbangun," katanya.