Ahad 24 Feb 2019 07:19 WIB

Ketua DPP PKB: Neno Bukan Berdoa tapi Orasi Politik

Wakil Ketua TKN menyebut Neno Warisman contoh agama dijadikan kedok tujuan politik

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf, Abdul Kadir Karding
Foto: Republika TV/Surya Dinata
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf, Abdul Kadir Karding

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Kadir Karding ikut menanggapi polemik doa yang diucapkan Neno Warisman. Karding menilai, apa yang dilakukan Wakil Ketua Tim Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno itu bukanlah sebuah doa namun orasi politik.

"Bagi saya apa yang diucapkan Neno Warisman dalam acara Munajat 212 di Monas tidak pantas disebut sebagai doa," kata Abdul Kadir Karding di Jakarta, Sabtu (23/2).

Baca Juga

Karding menilai, pilihan diksi dalam ucapan Neno tampak sekali dibuat untuk menggiring opini publik. Dia melanjutkan, ucapan itu seakan menyimpulkan jika hanya merekalah kelompok yang menyembah Allah sementara kelompok lain yang berseberangan tidak.

Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf ini mengatakan, Neno menjadi contoh paling gamblang bagaimana agama dijadikan kedok untuk tujuan politik. Menurut Karding, Neno telah menafikan kenyataan dukungan dari kiai, santri pondok pesantren hingga berbagai kelompok lintas agama lainnya kepada pasangangan calon (paslon) 01.

"Menjadikan nama Tuhan untuk tujuan politik seraya menggiring opini seolah lawan politiknya tidak menyembah Tuhan jelas merupakan hal mengggelikan," kata Karding.

Dia menganggap keliru orang yang menyebut Neno terlalu fanatik agama. Karding berpendapat, orang yang fanatik agama berarti ia mengerti betul tentang nilai-nilai esensial yang diajarkan seperti menghargai, menghormati dan menjaga perasaan sesama manusia. 

"Bukan mengklaim seolah kelompoknya yang paling benar dan yang lain salah," tambahnya.

Sebelumnya, puisi yang Neno Warisman yang dia bacakan saat malam Munajat 212 kemarin dinilai kontroversial dan menjadi perbincangan. Itu karena pada penggalan doa Neno menyinggung Tuhan. Berikut penggalan puisi tersebut:

"Namun, kami mohon jangan serahkan kami kepada mereka yang tak memiliki kasih sayang pada kami dan anak, cucu kami dan jangan, jangan Kau tinggalkan kami dan menangkan kami. Karena jika Engkau tidak menangkan kami, (kami) khawatir Ya Allah, kami khawatir Ya Allah, tak ada lagi yang menyembah-Mu."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement